Mohon tunggu...
Dadang Irwanto
Dadang Irwanto Mohon Tunggu... Guru dan AGEN MAJALAH ISLAMI -

Saya adalah Guru BTQ SD KP 02 PKL; Guru PAI SMA 3 PKL; Agen Majalah Islami Ar Risalah, Adzkia dan Hujjah dan Guru TPQ Darussalam klego pekalongan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Silaturahmi

15 September 2015   10:41 Diperbarui: 15 September 2015   10:59 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memperpanjang Umur Menambah Rizki

Beberapa saat yang lalu ada teman yang curhat kepada penulis via telepon. Ia memiliki seorang paman yang tidak memiliki istri dan anak, sedangkan saudara-saudaranya semua sudah berkeluarga dan tinggal jauh darinya. Ia hidup sebatang kara dalam sebuah rumah peninggalan orang tuanya.

Penyakit stroke yang menggerogoti tubuhnya selama 2 tahun ini menyebabkannya tidak bisa pergi kemana-mana. Makan dan buang air semua dikerjakan diatas tempat tidur.

Bau tidak sedap begitu menyengat dari tubuhnya karena tidak ada seorangpun dari saudaranya yang mau merawatnya untuk sekedar membersihkan dan mengganti pakaiannya. Akan tetapi beruntung masih ada satu adik perempuannya yang tinggal paling dekat darinya yang sesekali mau mengirimkan makanan ala kadarnya.

Ancaman bagi pemutus tali silaturrahmi

Pembaca, kisah di atas barangkali hanya sekelumit contoh kasus yang nampak dari fenomena gunung es tentang semakin pudar dan hilangnya hubungan tali silaturrahmi di tengah masyarakat, terutama akhir-akhir ini, saat kehidupan materialisme begitu mendominasi.

Saling mengunjungi dan menasihati sudah menjadi barang asing dan langka. Kesibukan dunia telah menyita seluruh waktu sebagian mereka hingga tak tersisa barang sejenakpun untuk bersilaturrahmi. Bahkan yang lebih tragis lagi banyak di antara mereka yang sudah tidak lagi saling mengenal siapa saja kerabatnya. Wal iyaadzu billah.

Pada contoh kasus di atas barangkali saudara-saudara si paman tak bermaksud untuk memutus silaturrahmi karena masing-masing punya alasan. Namun dengan membiarkannya hidup sebatang kara dalam keadaan menderita, sejatinya cara tidak langsung merupakan salah satu bentuk memutus hubungan kekerabatan.

Karena sebenarnya bisa saja mereka urunan untuk membayar orang agar mau merawat saudara yang sebatang kara tersebut. Secara syar’i, jika mereka tetap membiarkan saudaranya dalam kondisi seperti itu maka seluruh keluarga besar yang memiliki hubungan darah dan kekerabatan akan menanggung dosa.

Banyak ayat Al Quran hadits Nabi yang menegaskan hal ini. Allah Ta’ala memperingatkan orang yang memutuskannya dengan laknat dan adzab, diantara firmanNya:

“Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikanNya telinga mereka, dan dibutakanNya penglihatan mereka.” (QS. Muhammad: 22-23).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun