Artificial Intelegence (AI) atau kecerdasan buatan merupakan salah satu teknologi yang tidak asing lagi di telinga kita. AI adalah jenis teknologi dalam bidang ilmu komputer yang mampu memecahkan masalah. AI memiliki kecerdasan kognitif serupa dengan otak manusia, yang berarti AI dapat menyelesaikan tugas intelektual seperti yang mampu dilakukan oleh manusia. Chat GPT adalah contoh AI yang sangat populer dan banyak digunakan saat ini untuk berbagai keperluan komunikasi dan pemrosesan bahasa alami.
Generasi Z, sering disingkat menjadi Gen Z dan dalam bahasa sehari-hari dikenal sebagai Zoomers,[1][2][3] adalah orang-orang yang lahir pada tahun 1997 hingga 2012. Sebagian besar Generasi Z adalah anak-anak dari Generasi X atau Milenial yang lebih tua. Generasi Z lahir pada awal Abad ke-21, dan menjadi generasi pertama yang tumbuh dengan akses Internet dan teknologi digital sejak usia muda.
Teknologi Artificial Intelligence (AI) telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari, terutama bagi mahasiswa Gen Z. Generasi yang lahir antara tahun 1997-2012 ini telah tumbuh bersama teknologi dan sangat familiar dengan penggunaan AI dalam berbagai aspek kehidupan. Artikel ini akan membahas dampak teknologi AI terhadap mahasiswa Gen Z.
Dampak Positif:
1. Peningkatan Efisiensi Belajar: AI membantu mahasiswa dalam mencari informasi, menganalisis data, dan membuat presentasi.
2. Pengembangan Keterampilan: AI memungkinkan mahasiswa mengembangkan keterampilan seperti pemrograman, analisis data, dan pemecahan masalah.
3. Akses ke Sumber Belajar: AI menyediakan akses ke sumber belajar online, seperti kursus online dan video edukatif.
4. Peningkatan Interaksi: AI memfasilitasi interaksi antara mahasiswa dan dosen melalui platform online.
Dampak Negatif:
1. Ketergantungan pada Teknologi: Mahasiswa mungkin terlalu bergantung pada AI dan mengabaikan kemampuan manual.
2. Kurangnya Keterampilan Sosial: Interaksi online dapat mengurangi keterampilan sosial dan kemampuan berkomunikasi.