Mohon tunggu...
Dadan Ramadhan
Dadan Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan

Yang patah tumbuh yang hilang berganti

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Latar Belakang Film "The Social Dilemma" dari Sudut Pandang Pribadi

15 Juli 2021   14:55 Diperbarui: 15 Juli 2021   19:34 1141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. Shalom, Salam sejahtera bagi kita semua, Om Swastiastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan. Izinkan saya memberikan pendapat tentang konten-konten yang ada di media sosial, kelebihan dan Kekurangan serta saran yang bisa saya bagikan kepada teman-teman semua. Saya Dadan Ramadhan mahasiswa ilmu komunikasi universitas Ahmad Dahlan, Selamat membaca good people.

Film hasil garapan sutradara Jeff Orlowski menampilkan sebuah film dokumenter yang bercerita tentang pentingnya sosial media dan membeberkan sisi gelap teknologi internet, Tak hanya itu, film ini juga memberikan cuplikan beberapa ilustrasi adegan.
 
Awalnya mereka berpikir bahwa yang mereka ciptakan dan kembangkan seperti teknologi bisa membuat kehidupan manusia mengalami perubahan, seperti mencari dan membantu orang-orang yang sedang membutuhkan darah golongan tertentu, mencari dan mampu membawa kebaikan alam sekitar dan orang sekitar serta mencari  mempertemukan orang yang hilang di media sosial.

Namun, berjalannya waktu tahun ke tahun, abad ke abad, mereka menyadari bahwa kemajuan teknologi yang mereka buat bisa merusak tatanan di bumi dan mengalami kekacauan seperti hoax, jika warga negara tidak bisa di cegah seperti literasinya kurang maka dapat dipastikan negara tersebut akan mengalami penyebaran hoax yang mengerikan. Bukan hanya hoax gangguan mental juga sangat mempengaruhi psikis manusia di zaman serba canggih ini. Karena mereka yang kena mental biasanya memiliki keterbatasan/kekurangan yang anggap mereka lemah dapat di artikan bahwa tujuan mereka ciptakan teknologi dengan goals tersebut akan disalah gunakan orang yang tidak bertanggung jawab.

Di balik semua pertentangan ini tentang kecanggihan teknologi akan membuat ketergantungan yang memunculkan rasa penasaran, ingin tau dan akan menimbulkan rasa ingin selalu terhubung dengan media sosial, konsekuensi yang dari awal tidak pernah kita inginkan dengan ketergantungan itu nantinya akan menjadi penikmat teknologi secara turun menurun, dan inilah pentingnya peran orang tua selalu membatasi anaknya untuk tidak terlalu larut menggunakan teknologi canggih (hp) ini. Karena dengan ketergantungan bisa saja merusak dan mengganggu kesehatannya.

Pada perkiraannya teknologi terbaru saat ini, aplikasi yang sedang naik daun seperti tiktok anggap contoh, sangat memengaruhi pengguna media sosial lain menunjukkan bahwa efek tiktok dengan khas akan lagunya membuat semua pengguna mengetahui/hafal lagu dan gerakan tersebut. Secara tidak langsung para pencipta dan pengembang teknologi memikirkan dan memperkirakan berapa banyak waktu yang mereka habiskan oleh pengguna dan penikmat tiktok tersebut. Pengguna tiktok dan media sosial lainnya merasa bahwa yang mereka gunakan itu adalah gratis padahal platform tersebut di biyai oleh seseorang atau sebuah pihak yang di beri nama pengiklan, dan itu akan membuat pengguna tidak sadar akan platform tersebut akan mengalami perkembangan zaman tergantung eksistensi dan prospek urgensi.

Para pengguna akan dimintai tentang data pribadi seperti nama, email dan lain sebagainya sebelum memasuki salah satu platform, pihak pembuat platform mengatakan akan berguna sebagai informasi dari pengguna tersebut.

Namun sayangnya ada saja oknum yang tidak bertanggung jawab memakai data tersebut untuk melakukan tindakan kriminal seperti utang piutang di pinjol ( pinjaman online) atau lain sebagainya. Menunjukkan bahwa kebocoran data sering terjadi demi kepentingan oknum tersebut. Lalu bagaimana dengan data bisa bocor tersebut, dapat dipastikan kalau kita tidak teliti dengan platform mana yang ratingnya bagus dan biasa aja, bisa jadi kita menggebu-gebu untuk selalu mengisi data untuk kepentingan kita padahal itu adalah bumerang buat kita. 

So maka bijaklah ketika memiliki media sosial tidak lebih dari satu, jika lebih dari satu maka satu kesamaan yang wajib anda ketahui adalah harus berbeda-beda menggunakan kata sandinya, ada sisi gelap lainnya yang harus anda ketahui ialah bahwa internet bisa dengan mudahnya memprediksi apa yang akan kita lakukan setelahnya bahkan mengubah prilaku seseorang bisa di lakukan oleh satu teknologi yang di beri nama internet dengan platform tiktok.

Di belahan dunia seperti benua Eropa dan Asia tiktok menjadi platform terlaris dimasa pandemi covid-19 ini, dapat diketahui bersama bahwa manusia selalu hidup berdampingan dengan kecanggihan teknologi yang bernama internet. Manusia yang manakah yang tidak ingin menyentuh teknologi canggih seperti (hp) maka bisa diartikan bahwa teknologi tersebut bisa mempermudah segala sesuatu urusan bagi penduduk bumi.

Saat ini ada 4,2 miliar pengguna aktif media sosial, hal ini meningkat di bandingkan dengan jumlah pengguna media sosial dari tahun sebelumnya sebesar 13,2%, data tersebut di ambil pada bulan Januari 2021.

Seseorang dari tim produksi film ini mengungkapkan bagaimana sebuah teknologi bernama media sosial bisa melakukan Reset terhadap suatu peradaban yang ada. Like, Share and Subscribe, itu adalah slogan YouTuber yang ada di Indonesia, ketergantungan akan hal tersebut membuat platform YouTube akan semakin besar untuk penggunanya dan akan semakin diminati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun