Mohon tunggu...
Gendon la gioia
Gendon la gioia Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

selalu ingin berbagi refleksi dan permenungan..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Refleksi Cinta

12 Februari 2012   04:08 Diperbarui: 21 April 2016   15:10 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kita sering mendengar ungkapan "cinta itu buta", "cinta itu perasaan", dll.  Semua itu bergantung dari bagaimana kita masing- masing memaknai cinta.

Ada juga yang berteori bahwa Cinta adalah sebuah "emosi"  dari "kasih sayang" yang kuat dan ketertarikan pribadi. Dalam konteks filosofi, cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, memberikan kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut,dll.

Dulu saya merasa bahwa cinta itu begitu tidak jelas, ia bagaikan sebuah kata "ajaib" yang terkadang membuat hati senang dan berkobar, tetapi  sekaligus dengan mudah akan menjatuhkannya dalam lembah kedukaan. Namun seiring berjalannya waktu, saya mulai belajar dari banyak orang-orang bijak untuk semakin mengerti arti cinta. Memang seluruh pendapat tentang makna cinta tidaklah salah karena seperti itulah pengalaman masing-masing orang.

Bagi saya  tiada sesuatu yang sejelas cinta. cinta adalah kebebasan. Seorang mistikus pernah berkata bahwa cinta itu seperti matahari yang memberikan terangnya  kepada semua orang tak peduli baik,buruk, jahat, kaya, maupun miskin. cinta juga seperti bunga mawar yang memberikan keharuman setiap saat bagi semua orang. ia tak memaksakan apakah  setiap orang yang lewat membutuhkannya atau tidak, bunga mawar selalu menebarkan keharumannya.

awalnya saya merasa kesulitan mengaplikasikan kebijaksanaan tersebut dalam praksis sehari-hari. banyak faktor dalam diri yang yang menjadi rintangan terberat. Namun dari dalam hati, saya yakin bahwa makna cinta yang demikianlah yang sejati. ia sungguh jelas membebaskan hati. saya sungguh tertantang menjadi seorang pecinta yang bebas memaknai cinta yang sungguh membebaskan ini. cinta yang memberi tanpa harap kembali. Dengan demikian tiada seorang pun yang dapat merampas cinta dari saya.

bertitik tolak dari hal itu, maka saya menjadi ringan dalam memaknai tugas-tugas dan pekerjaan setiap hari, hubungan dengan orang lain dan lingkungkan pun menjadi indah.

saya berharap, semoga secuil pengalaman ini bermakna bagi kita semua di dalam memaknai cinta!

Selamat menjadi Pecinta!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun