Mohon tunggu...
DACK NEWS
DACK NEWS Mohon Tunggu... Seniman - FREELANCE

unggahan berita dan juga artikel media massa terkini

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Menggali Sejarah Alun-Alun Surabaya, Dari Simpangsche Societeit ke Pusat Kebudayaan

13 Januari 2025   23:40 Diperbarui: 13 Januari 2025   23:33 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Alun-Alun Surabaya(Sumber: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Alun_alun_Surabaya.jpg)

Alun-Alun Surabaya memiliki sejarah yang kaya, mencerminkan perjalanan panjang kota ini dari masa kolonial hingga menjadi pusat kebudayaan modern. Awalnya, Alun-Alun Surabaya dikenal sebagai Simpangsche Societeit, yang didirikan pada tahun 1907 oleh komunitas Belanda di Surabaya. Gedung ini berfungsi sebagai pusat rekreasi bagi orang-orang Belanda, tempat di mana mereka dapat bersosialisasi, menari, dan menikmati berbagai hiburan seperti bowling. Simpangsche Societeit menjadi simbol status sosial dan eksklusivitas bagi kalangan elit Eropa di Surabaya.

Seiring dengan perubahan zaman, terutama menjelang proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, gedung ini mengalami pergeseran fungsi. Pada masa itu, Simpangsche Societeit diambil alih oleh pemuda Indonesia yang tergabung dalam Pemuda Republik Indonesia (PRI). Mereka menjadikan gedung ini sebagai markas untuk pergerakan kemerdekaan. Momen ini sangat penting dalam sejarah Surabaya, terutama saat pertempuran 10 November 1945, di mana Arek-arek Suroboyo berjuang melawan tentara Belanda. Meskipun sempat dikuasai kembali oleh tentara Belanda, semangat perjuangan pemuda Indonesia tetap berkobar.

Setelah Indonesia merdeka, gedung ini kembali dikuasai oleh pemerintah lokal dan diubah namanya menjadi Balai Pemuda. Pada tahun 1950-an, Balai Pemuda berfungsi sebagai tempat pertemuan umum dan markas bagi berbagai organisasi pemuda. Gedung ini menjadi saksi bisu berbagai kegiatan sosial dan politik yang terjadi di Surabaya selama periode tersebut.

Pada tahun 1970-an hingga 1980-an, Balai Pemuda mengalami beberapa renovasi untuk meningkatkan fungsinya sebagai pusat kegiatan seni dan budaya. Gedung ini tidak hanya digunakan untuk acara formal tetapi juga menjadi tempat bagi seniman dan komunitas kreatif untuk berkolaborasi dan mengekspresikan diri. Dengan adanya Dewan Kesenian Surabaya yang dibentuk pada periode ini, Balai Pemuda mulai dikenal sebagai pusat pagelaran seni dan budaya.

Memasuki era modern, Alun-Alun Surabaya mengalami revitalisasi besar-besaran. Pada tahun 2021, dibuka alun-alun bawah tanah yang menjadi bagian dari kompleks Balai Pemuda. Alun-alun ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti pameran seni lukis, fotografi, serta area untuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Pembukaan alun-alun bawah tanah ini menarik perhatian banyak warga Surabaya yang ingin menikmati suasana baru dan berpartisipasi dalam kegiatan seni dan budaya.

Saat ini, Alun-Alun Surabaya tidak hanya berfungsi sebagai tempat berkumpul tetapi juga sebagai ruang publik multifungsi yang mencerminkan identitas kota. Dengan adanya taman-taman yang rimbun, area bermain anak-anak, serta fasilitas untuk pertunjukan seni, alun-alun ini menjadi destinasi favorit bagi masyarakat. Berbagai acara budaya dan festival sering diselenggarakan di sini, menarik pengunjung dari berbagai kalangan.

Revitalisasi Alun-Alun Surabaya menunjukkan komitmen pemerintah kota dalam menjaga warisan budaya sekaligus memenuhi kebutuhan masyarakat modern akan ruang publik yang nyaman dan inspiratif. Dengan mengintegrasikan elemen sejarah ke dalam desain modernnya, Alun-Alun Surabaya berhasil menciptakan suasana yang harmonis antara masa lalu dan masa kini.

Dari Simpangsche Societeit hingga menjadi pusat kebudayaan modern, perjalanan Alun-Alun Surabaya mencerminkan dinamika sejarah kota ini. Alun-Alun Surabaya ini telah bertransformasi dari pusat rekreasi elit kolonial menjadi simbol perjuangan kemerdekaan dan kini berfungsi sebagai ruang publik yang inklusif. Alun-Alun Surabaya tidak hanya sekadar tempat berkumpul tetapi juga merupakan wadah bagi kreativitas dan interaksi sosial masyarakat. Seiring waktu berjalan, alun-alun ini akan terus menjadi bagian penting dari identitas Surabaya sebagai kota yang kaya akan sejarah dan budaya.

Lokasi Alun-Alun Surabaya berada di Jalan  Gubernur Suryo no 15, Embong Kaliasin, Kecamatan Genteng, Surabaya, Jawa Timur, lokasi Alun-Alun Surabaya berada di pusat kota Surabaya dan dekat dengan Balai Kota, sehingga mudah dijangkau masyarakat. Untuk masuk ke kawasan Alun-Alun Surabaya kalian tidak akan dikenakan biaya serta jam buka yakni setiap hari, mulai dari jam 07.00 sampai 22.00 WIB. Nmun untuk area basement Alun-alun Surabaya pengunjung dapat mengakses mulai pukul 09.00 sampai 21.00 WIB.

Pengunjung dapat menggunakan berbagai moda transportasi untuk mencapai lokasi ini, termasuk kendaraan umum seperti Suroboyo Bus yang dapat diakses dari Terminal Purabaya dengan turun di Halte Gubernur Suryo. Jika menggunakan kendaraan pribadi, akses dapat dilakukan melalui Jalan Gubernur Suryo atau Jalan Yos Sudarso.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun