Hayo siapa yang udah baca buku "Sumatera Tempo Doeloe dari Marco Polo sampai Tan Malaka" yang disusun oleh Anthony Reid? Belum ya? Sama aku juga belum semua kok, baru bagian-bagian menarik aja yang aku baca didalamnya tapi aku ingin berbagi keseruan yang ada didalam buku ini dalam tulisan ini dan tulisan-tulisna berikutnya.
Ini buku baruku, aku baru beli buku ini di Tok*pedia untuk menuruti ambisiku kembali mengenal sejarah seperti layaknya 5 tahun lalu dan karena aku punya project berkaitan dengan ini, jadi kenapa tidak kembali mengulas tentang peristiwa masalalu.
Kenapa membeli buku ini menjadi menarik?
Buku "Sumatera Tempo Doeloe dari Marco Polo sampai Tan Malaka" yang disusun oleh Anthony Reid bicara tentang Sumatera tempo dulu. Klasik sih, karena di pulau itu aku dibesarkan jadi tidak heran saat membaca bagian-bagian dari buku ini aku merasa sedang mengenal diriku sendiri, aku seperti dengan diskusi dengan Atok yang tidak pernah ku lihat rupanya secara langsung, atau memahami bagaimana kampungku dibangun hingga menjadi tempat tinggal banyak orang.
Selain alasan diatas, alasan klasik lainnya adalah karena sejak 2014 hingga 5 tahun lalu cerita tentang Sumatera sudah menjadi makanan tiap hari, walaupun sampai saat ini hidangannya tidak pernah ada kata habis, saat satu hal membuka ribuan hal untuk dibahas, menarik memang walaupun agak ruwet ya pembahasannya. Jadi karena udah kecebur sekalian aja nyilem.
Nah itu alasan pribadi yang hampir semua orang akan mengatakan hal yang sama dalam membahas sesuatu, yups ada unsur pribadi yang menjadi alasan utamanya. Sekarang aku juga mau mengaitkan dengan alasan akademik, ya biar tidak sia-sia gelar yang tercantum dibelakang namaku, walaupun itu jarang sekali aku pakai ya, kadang sampai lupa gelarku apa, hahahaha...
Alasan akademiknya, karena Sumatera itu pembahasan sejarah yang amat kompleks. Bicara tentang maritim dan bahari Sumatera punya Sriwijaya dengan penguasaan laut yang kuat pada masanya, bicara tentang pertanian, agama, industry, perempuan, pemberontakan, kekuasaan dan lain-lain ada di Sumatera. Bahkan berkaitan dengan mordenisasi tata kota, tak lagi diragukan bahwa Medan pernah dikenal dengan gelar Paris van Sumatra. Jadi kenapa tidak kembali membahas tentang Sumatera, ketika pembahasan ini amat sangat kompleks.
Secara singkat didalam buku "Sumatera Tempo Doeloe dari Marco Polo sampai Tan Malaka" menceritakan peristiwa dari tulisan para pelancong yang datang ke Negeri Sumatera, jadi siapa saja yang membacanya akan mendapatkan detail catatan perjalananya, kenapa si pelancong ini datang ke Sumatera, apa yang dia lakukan dan dia lihat selama kunjungan dan apa sih misi yang dia bawa saat datang di Sumatera.
Namun, tetap ya setiap buku ada plus minusnya, karena itu wajar ngga sih sama seperti kita juga gitu sebagai manusia ada plus dan minusnya jadi kalau mau cari yang sempurna agak sulit ya, hahaha...Â
Oke kembali lagi ya, Menurutku yang baru membaca sebagian, buku ini cukup sempit perspektifnya karena kina hanya dapat gambaran dari sudut pandang penulis. Sudut pandang penulis ini, akan dipengaruhi dengan latarbelakangnya, jadi banyak sekali menemukan perspektif negatif tentang Sumatera. Jadi jangan heran kalau setelah membaca buku ini merasa Sumatera terbelakang, maka dari itu kita perlu bijak ya dalam memhami isi buku ini.
Jadi itu alasan kenapa buku ini aku checkout dan spesialnya selama bulan Ramadhan 2024, buku ini akan menemaniku sebagai bahan bacaan dan referensi untuk menulis tulisan sederhanaku.Â
