Sebagai salah satu sekolah swasta, Perkumpulan Strada berupaya menemukan dan menerapkan pola pendekatan pembelajaran tersendiri sebagai bentuk terjemahan konkret dari visi Kurikulum 2013. Maka, dalam upaya menciptakan pembelajaran yang efektif serta melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran, Sekolah Strada menerapkan metode pembelajaran yang berpola Paradigma Pedagogik Reflektif (PPR).
Pembelajaran PPR merupakan pendekatan yang menekankan pada perkembangan pengetahuan, hati, dan karakter siswa serta bagaimana cara pendidik mendampingi peserta didik agar berkembang menjadi manusia yang utuh. Pembelajaran PPR ini bertujuan agar siswa menjadi manusia bagi sesamanya, yang memiliki ciri 3C yaitu Competence (kompetensi/pengetahuan), Conscience (suara hati), dan Compassion (berbela rasa terhadap orang lain).
Penguasaan kompetensi pengetahuan membuat siswa mampu untuk berpikir secara reflektif, logis, kritis, imajinatif, kreatif, keterampilan dalam  menggunakan teknologi, ketrampilan kejuruan, apresiasi seni kreatif, olahraga, dan rekreasi, serta keterampilan komunikasi yang efektif.
Selain pengetahuan, peran hati nurani juga sangat penting. Â Siswa diharapkan memiliki hati nurani yang dapat membedakan apa yang baik dan buruk dan memiliki keberanian untuk melakukannya, mengambil sikap bila diperlukan, memiliki hasrat akan keadilan sosial dan dapat menjadi pemimpin berpengaruh dalam komunitas atau lingkungan mereka. Dan bagian penting lain dari hati Nurani ialah kemampuan berbela rasa.
Siswa dapat memiliki kepekaan dan berbela rasa serta kepedulian, penuh kasih dan murah hati untuk menolong sesama yang membutuhkan, berjalan dengan orang lain untuk menguatkan mereka, dalam solidaritas dan empati.
Untuk menopang tercapainya manusia yang demikian, Â Pembelajaran berpola PPR menekankan empat (4) point penting demikian.
Pertama;Â Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), yang menitikberatkan pada 5 karakter berikut, yaitu: religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas. Ke 5 hal ini ditekankan agar karakter siswa dapat semakin berkembang secara utuh.
Kedua;Â Literasi yang berkaitan dengan keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital, dan auditori, yang tidak hanya sekedar membaca dan menulis.Â
Ketiga;Â Kemampuan 4C (creative, critical thinking, communicative, collaborative), berkaitan dengan Keterampilan abad 21 yang meliputi kemampuan Communication, Collaboration, Critical Thinking, Problem Solving, Creativity dan Innovation.Â
Dan keempat; HOTS (High order Thinking Skills) yang merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi, berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif.