Mohon tunggu...
De Arta
De Arta Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hitam: Prolog

3 Maret 2016   13:50 Diperbarui: 12 Maret 2016   19:24 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


"what?? unyu??? gak malu tuh ana brewok? masih aja bilang unyu. nikah sono, cari pacar dulu. pinter ngerayu tapi gak nikah-nikah huuu.." mbok jah menyerang.
"woles mbok woles.. semua ada saatnya." jawab arta bertahan.
namun ditengah percakapan itu tiba-tiba terdengar suara gaduh dari luar warung.
"eh mbok ada apa itu? berisik banget!?" tanya arta sambil menoleh keluar.
"coba liat kali aja ada yang dikeroyok preman"
"oke mbok. ini utang dulu ya.. nasi pecel tambah dadar, kopi sama rokok sebatang. tambahin ama yang kemaren"
"iya iya.. paham.. buruan dilihat."
segera sang pemuda keluar dari warung dan melihat apa yang terjadi. tapi..
"lha mau apa lagi balik ke warung? ada yang ketinggalan?" tanya sang pemilik warung dengan curiga.
"hehe.. anu.. kopinya belum abis.. mo ngabisin kopi dulu.." dengan sigap tangan arta menangkap gelas kopi lalu di minumnya sisa kopi miliknya tadi dengan cepat sampai habis.
"ya Allah.. itu buruan dilihat ngapa??, kasihan kalo di keroyok gak ada yang bantu.."
"iya iya.. bawel amat sih? eman nih kopinya.. tambah rokok satu bungkus ya.. !? daah..' sebungkus rokok di atas rak dengan cepat di ambil oleh tangan kekar arta lalu pergi seperti angin.
"astaga ini anak.. huuh" nada kesal kembali keluar dari bibir sexy wanita setengah baya pemilik warung tegal di pinggiran sungai ciliwung itu.
arta berjalan dengan santai sembari menghisap rokok yang baru di ambilnya tadi. terdengar suara gaduh yang lewat depan warung yang ia tempati tadi sedikit demi sedikit mulai terdengar jelas. tetapi apa yang ia lihat bukan seperti dugaan.
"hmm... ini sih bukan orang dikeroyok preman.. tapi preman dikroyok orang." ujar arta dengan nada sedikit menyesal.
terlihat banyak warga berkerumun di sebuah gang. artapun mencoba mencari tahu apa yang terjadi. dengan berdesak - desakan dengan warga menerobos kerumunan, akhirnya ia sampai di depan kerumunan. dan artapun terkejut dengan pemandangan yang terlihat di depannya. matanya terbelalak seakan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. dengan lirih ia berucap "apa ini???"

lanjut ke chapter 1 darah hitamdi senja gelap part 1

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun