Mohon tunggu...
De Arta
De Arta Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Senyum

29 Februari 2016   15:57 Diperbarui: 29 Februari 2016   16:34 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

hanya tersenyum..

ya.. hanya tersenyum..

kala ku lihat kertas yg dulu putih bersih menjadi kelabu menghitam..

kala kuncup kuncup bunga mawar mulai merekah..

kala benih benih mulai bertunas..

ah.. aku lupa..

tinta itu bukanlah jatuh apa adanya.. namun ku tulis dengan pena..

kusiram mawar itu dengan cinta.. namun aku lupa duri duri nya..

ku pupuk benih itu dan ku semai di rumah kaca.. namun ku lupa rumput rumput disekitarnya..

aku hanya tesenyum melihatnya..

ya.. hanya tersenyum dalam tangisnya derita..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun