Mohon tunggu...
D_155_TITIS MARIFATIN NISA
D_155_TITIS MARIFATIN NISA Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

INTROVERT

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Update Kasus "Mycoplasma Pneumoniae" di Indonesia, Penyebarannya dan Keparahannya

8 Desember 2023   19:40 Diperbarui: 8 Desember 2023   19:50 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Update Kasus "Mycoplasma Pneumoniae" di Indonesia, Penyebaran, dan Keparahannya

https://www.kompas.com/tren/read/2023/12/07/093000565/update-kasus-mycoplasma-pneumoniae-di-indonesia-penyebaran-dan-keparahannya

 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) resmi mengumumkan adanya temuan kasus mycoplasma pneumoniae di Indonesia. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Maxi Rein Rondonuwu menjelaskan persebaran kasus mycoplasma pneumoniae yang ada di Indonesia.

 Menurut UNICEF/WHO (2006), radang paru-paru atau pneumonia adalah sakit yang terbentuk dari infeksi akut dari daerah saluran pernapasan bagian bawah secara spesifik memengaruhi paru-paru dan menyebabkan area tersebut dipenuhi dengan cairan, lendir atau nanah. Kondisi ini bisa membuat pasien mengalami sulit bernapas. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan sebanyak 15 persen kematian anak-anak usia balita di seluruh dunia terkait dengan pneumonia. Meskipun begitu, pneumonia bisa menimpa orang dewasa dengan dampak yang kurang lebih sama.

 Bakteri Mycoplasma pneumoniae kini tengah jadi sorotan. Kasusnya bermula dari wabah pneumonia pada anak di China yang diduga disebabkan oleh bakteri tersebut. Pneumonia akibat Mycoplasma pneumoniae sebenarnya bukan kasus yang baru ditemukan. Bakteri tersebut sudah ada sejak lama, jauh sebelum ada Covid-19.

 Berikut data prevalensi Pneumonia tahun 2015-2019

 Hal senada juga diungkapkan  dokter spesialis anak sekaligus konsultan RS Shipt Mangunkusumo Nastiti Kaswandani. Ia mengatakan, tingkat keparahan mikoplasma umumnya tidak separah pneumonia  yang disebabkan oleh pneumokokus atau bakteri COVID-19. Gejala pneumonia dapat berkisar dari yang cukup ringan hingga hampir tidak terlihat hingga cukup parah sehingga memerlukan rawat inap. Respons tubuh terhadap pneumonia bergantung pada jenis bakteri penyebab infeksi, usia Anda, dan kesehatan Anda secara umum. Misalnya, gejala pneumonia akibat virus biasanya muncul selama beberapa hari. Gejala pertama mirip dengan flu: demam, batuk kering, sakit kepala, nyeri otot, dan lemas. Gejala biasanya memburuk dalam 1 hingga 2 hari dengan meningkatnya batuk, sesak napas, dan nyeri otot. Anda mungkin juga mengalami demam tinggi dan bibir Anda mungkin membiru.

 Dengan demikian, kesadaran akan gejala dan tingkat keparahan pneumonia, terutama yang disebabkan oleh Mycoplasma, perlu ditingkatkan. Penting bagi masyarakat untuk mengenali tanda-tanda dini dan menjaga kesehatan secara keseluruhan guna mencegah dampak parah yang dapat memerlukan rawat inap. Semoga informasi ini dapat memberikan wawasan yang bermanfaat dalam menjaga kesehatan respiratory kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun