Ada dua orang Komisaris Jendral Polisi yang pendapatnya relevan, seiring sejalan. Keduanya sama sama mantan Kabareskrim Polri. Keduanya juga sudah purnatugas.
Yang satu namanya Susno Duadji sekarang jadi petani di Pagar Alam Sumatra Barat, dan yang satu lagi Ito Sumardi.
Berawal dari perbincangan soal hasil test kebohongan (lie detector) terhadap mantan Irjen Ferdy Sambo yang tidak diketahui publik karena tidak diumumkan. Â Alasan seperti kata Kabid Humas Irjen Dedi Prasetyo itu hanya untuk konsumsi penyidik.
Bermain andai andai, kalau hasil test FS jujur alias no decection indicated maka yang ada bohong diantara FS dan bharada E.
Dalam BAP dan rekonstruksi, mereka berbeda pengakuan. Bharada E menyebut FS ikut menembak korban (brigadir Yosua) sedangkan FS membantah.
"Yang bohong mesin lie detector" kata Susno Duadji.
Dia meneruskan bahwa selama 31 tahun jadi polisi tidak pernah barang sekalipun  menggunakan alat itu. Selain tidak akurat, kata mantan Kapolda Jawa Barat itu, juga hasilnya jarang dilirik Hakim.
Salah satu contoh hasil test  lie detector adalah kasus Yessica Kumala Wongso tahun 2016. Ia dituduh melakukan pembunuhan berencana kepada temannya sendiri Wayan Mirna Salihin. Kasus itu menarik perhatian publik yang luarbiasa. Hampir setara dengan kasus Ferdi Sambo sekarang.
Yessica dituduh menaruh 3,75 mg sianida pada gelas kopi yang dia pesan untuk Mirna. Beberapa saat setelah mereguk kopi itu, Mirna meregang, klojotan dan inalillahi, tewas hari itu juga.
Menarik untuk diketahui. ternyata FS turut menangani kasus yang trending sejagat Republik ini. Waktu itu dengan pangkat AKB, ia menjabat Wakil Dirtipibum Polda Metro Jaya dibawah Kombes Krisna Murtie.
Karena Yessica menolak (FS) Â melakukan pembunuhan, maka penyidik menggunakan lie detector. Hasilnya Yessica jujur alias tidak melakukan perbuatan yang dituduhkan.