[caption id="attachment_210758" align="aligncenter" width="492" caption="Pamer Tulisan + Pamer Tangan (dok pribadi)"][/caption] Sebenernya gue sama sekali nggak punya keahlian dalam tulis menulis. Cuma setelah dunia internet merajalela(1), tiba-tiba banyak blogger bermunculan. Awalnya gue nggak pede buat nulis, tapi setelah gue baca tulisan blogger-blogger itu, kayaknya sih nggak susah, nulis aja kayak lagi ngobrol. Lalu apakah gue sukses sebagai blogger? Gue rasa masih jauh dibawah garis kebanggaan. Kenapa? Karena menang lomba nulis cuma sekali dan juga blog pribadi sudah lama terbengkalai. Selain itu gue tuh penulis labil, nulis apa aja yang ada di otak, nggak punya spesialisasi. Kayak Mbak Yayat itu spesialis motogp, Mas Kimi spesialis tekno, Mas Alex spesialis humor, Mbak Dina spesialis brondong eh salah deeng, spesialis humor apa kereta yaa?? Mbak Dina kayaknya berada di persimpangan, antara dua pilihan. Hahaha. Ada juga yang spesialis kesehatan, ekonomi, politik dan masih banyak yang lain. Kenapa gue nggak punya spesialisasi? Karena gue orang yang maruk semua pengen gue tulis. Padahal nggak bisa nulis. Selain itu emang nggak punya keahlian apapun. Kasihan yaaakk??!! Dulu waktu SD, gue kalau udah di suruh mengarang bebas paling bete, apalagi kalau pakai tema, langsung eneg. Bukannya apa-apa, paling mentok gue nulis kata-kata awal, "Suatu hari ....". Terus alinea kedua, "Kemudian ...", dan alinea ketiga, "Sesudah itu ...". Â Di masa itu gue nggak nemu kata-kata yang lebih keren dari itu. Hihihi. Sekarang di Kompasiana lagi ada lomba menulis dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Gue sebenernya pengen banget ikutan, tapi setelah gue inget-inget nilai pelajaran Bahasa Indonesia gue paling top dapet nilai 8, yang langganan sih nilainya 7, mendadak jadi nggak pede. Apalagi kalau inget kata-kata andalan gue, "Suatu hari ...", jadi pengen nutup muka. Nggak tau kenapa pelajaran bahasa Indonesia itu sulit buat gue. Padahal tiap hari dipake. Habis soal-soalnya suka aneh gitu. Â Kalau pilihan ganda suka mirip-mirip dan menurut gue bener semua, akhirnya gue ngitung kancing baju, buat milih jawaban. Apa mungkin guenya yang aneh yaakk?? Pernah nih gue, sok-sok belajar nulis sastra, pake bahasa Indonesia yang baik dan benar, terus kata-katanya nggak gue ulang-ulang, apalagi dalam satu alinea. Pokoknya gue kerja keras lah untuk membuang kata andalan, "Suatu hari", "Kemudian" dan temen-temennya yang nggak penting. Hasilnya?? Wew!!! Jangankan orang lain yang baca, gue aja takjub setakjub-takjubnya. Bukan apa-apa, begitu gue baca baru 2 alinea gue udah nguap 10 kali. Jadilah nggak gue lanjutin bacanya, takut gue ketiduran di depan komputer.. *lebay*.. Hahaha.. Buat yang lagi ikutan lomba, salam salut dari gue. Kayaknya gue harus lebih banyak belajar lagi. _____ Tulisan ini bergaya bahasa @KoplakYoBand Special thanks to pincuk... Komentar iseng: (1) Aneh dengan bahasa Indonesia yang satu ini. Kenapa bukan meratulela yaa? Lela kan cewek.. *mikir*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H