Mohon tunggu...
PRIADARSINI (DESSY)
PRIADARSINI (DESSY) Mohon Tunggu... Buruh - Karyawan Biasa

penikmat jengQ, pemerhati jamban, penggila serial Supernatural, pengagum Jensen Ackles, penyuka novel John Grisham, pecinta lagu Iwan Fals, pendukung garis keras Manchester United ....................................................................................................................... member of @KoplakYoBand

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kangen Kartu Lebaran..

22 Agustus 2011   06:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:34 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

[caption id="attachment_130822" align="alignleft" width="265" caption="Diambil dari http://indonesia-liek.blogspot.com"][/caption] Dulu di era tahun 90-an, ada saat yang menyenangkan buat saya bila ramadhan tiba, yaitu berburu kartu lebaran. Dan biasanya di toko-toko buku, berbagai jenis kartu lebaran di hampar di dalam box-box besar, dengan berbagai pilihan, mulai dari yang formal hingga yang lucu. Saat itu saya bisa membeli 50-an kartu lebaran, berhubung saya sering berpindah-pindah, sehingga teman saya banyak yang diluar kota. Selain memilih kartu lebaran yang unik, saya biasanya juga memilih kartu sesuai karakter dari teman yang akan saya kirimi kartu. Kemudian ritual yang saya sukai selanjutnya adalah menyusun rangkaian kata-kata yang menurut saya bisa mewakili pribadi-pribadi yang akan saya kirimi kartu lebaran. Tak jarang saya juga menguntai kata maaf dengan puisi, yang saya rangkai dengan maksud agar kartu lebaran itu memiliki makna lebih bagi penerimanya. Hal yang selanjutnya saya nantikan, tentu kartu-kartu lebaran dari teman-teman saya. Saya sangat senang bila mendapatkan kartu lebaran, walau kadang teman saya hanya sekedar menulis: "mohon maaf lahir dan bathin". Namun banyak juga teman saya yang merangkai kata maaf dengan bahasa yang lucu, gambar karikatur yang unik, bahkan ada yang mengirim kartu lebaran buat sendiri, dengan design yang menarik dan kreatif. Dari setiap kartu lebaran itu punya daya kreatifitas tersendiri, dan selalu menarik buat saya. Sehingga saya selalu menyimpan kartu-kartu lebaran tersebut, sampai akhirnya bila saya pindah, dengan berat hati saya buang semua. Jika tau akhirnya kartu lebaran itu tinggal kenangan, saya tentu akan menyimpan kartu-kartu lebaran yang menurut saya menarik. Bagi para pekerja, sering kali kartu lebaran di pesan untuk dicetak dengan mencantumkan nama dan alamatnya. Untuk yang seperti ini lebih terkesan formal dengan bahasa yang sangat baku. Pemesan kartu lebaran seperti ini, telah membesarkan bisnis-bisnis percetakan, yang selalu panen saat jelang lebaran. Di antara akhir 1990-an dan awal 2000-an, saat warnet-warnet mulai menjamur, kartu lebaran sedikit ditinggalkan, karena banyak yang mengirim ucapan lewat email atau friendster dengan mengambil kartu ucapan dari situs seperti 123Greetings.com. Yang kemudian kembali tergantikan dengan SMS, begitu handphone menjamur. Sekarang ucapan cukup bisa disampaikan melalui SMS, MMS, Chating dan Social Media. Walaupun tak seperti kartu lebaran, ada beberapa yang menyampaikan kata maaf, dengan untaian kata yang indah, kreatif, menarik ataupun lucu. Hanya saja untaian kata maaf tersebut, lebih mudah di copy paste seiring dengan kemajuan teknologi, juga telah meninggalkan cara menuliskan karakter dengan bentuk huruf yang unik-unik yang mempercantik ucapan maaf pada kartu lebaran. Saya hanya berpikir, pada dekade selanjutnya apa yang akan menggantikan SMS, MMS, Chating dan Social Media dalam menyampaikan untaian kata maaf. Tentu akan ada hal yang baru lagi yang akan menggeser teknologi saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun