[caption id="attachment_116830" align="aligncenter" width="546" caption="Konser Iwan Fals PRJ 2011 (Date Picture Taken: 15 Juni 2011)"][/caption] Tak disangka tak diduga jadwal Iwan Fals Konser di PRJ 2011 bertepatan pada hari, tanggal dan bulan lahir saya yaitu Rabu, 15 Juni. Tentu hal yang serba tak terduga. Karena tahun ini tanggal lahir saya pun bertepatan dengan hari lahir saya. Saat sampai di PRJ jam 19.00 WIB penonton sudah ramai memadati area panggung tempat konser sang legenda akan tampil. Bila dibandingkan dengan Konser Iwan Fals di PRJ pada tahun 2010, penonton kali ini luar biasa membludak dan sangat berdesak-desakan. Saya menonton bersama suami dan teman-teman perempuan saya. Kami memasuki area konser pada jam 20.00 WIB dan yang parahnya, kami tidak boleh membawa air minum ke dalam area konser. Sudah dapat dipastikan sepanjang konser akan kehausan. Lalu kami berjalan perlahan menembus kerumunan orang-orang yang berdesak-desakan beringsut menuju kedepan agar lebih dekat dengan panggung. Berbagai acara pembuka disajikan mulai dari 2 band pembuka sampai acara bagi-bagi hadiah dari beberapa sponsor. Ada yang saya sayangkan pembawa acara yang perempuan (saya tidak tau namanya), yang menemani Edi Brokoli, membuat pertanyaan kuis yang tidak ada jawabannya yaitu: "Tanggal berapakah hari kebangkitan Pancasila?" Kami bingung, "Memang ada?" Kalau Kesaktian Pancasila atau Kelahiran Pancasila baru ada tanggalnya. Untung Edi Brokoli segera menutup dengan pertanyaan lain. Menurut saya kurang terkonsep dengan baik. Setelah kepanasan dan kehausan, akhirnya Iwan Fals memulai konsernya jam 21.30 WIB, dan lagu pertamanya adalah LAGU SATU. Rasa haru bercampur senang tak tergambarkan saat itu. Karena saya tidak menyangka, saat Iwan Fals menanyakan di Twitter "lagu apa yang kamu ingin dinyanyikan Iwan saat konser?". Dan saya mereply "Lagu Satu dari Album Hijau, karena jarang sekali dinyanyikan saat konser". Selain itu saya memang suka sekali dengan lagu tersebut, merupakan renungan sekaligus kekuatan dalam menjalani hidup. Saya merasa ini seperti "Kado di hari ulang tahun saya dari Iwan Fals". Kemudian mengalir lagu-lagu selanjutnya yaitu Libur Kecil Kaum Kusam, Bunga Trotoar, Mimpi yang Terbeli, Robot Bernyawa, Untuk Bram, Esek-esek Uduk-uduk, Entah, Iya atau Tidak, Aku Suka Kamu, Besar dan Kecil, Huru-hara, Indonesia Pusaka, Badut, Lagu Empat dan Selamat Tinggal Malam. Total 16 lagu yang dilantunkan Iwan Fals, dengan aransemen yang apik. Terutama lagu "Besar dan Kecil" yang di kemas dengan nuansa house music, menjadi lebih menarik dan lebih pas. Lagu seperti "Badut" dan "Lagu Empat" masih cocok dengan kondisi politik Indonesia saat ini. Berikut sedikit kutipannya:
- "Badut" : Dut badut badut badut jaman sekarang, mong ngomong ngomong ngomong ngomong ngomong ngomong ngomong sembarang. Di televisi, di koran-koran, di dalam radio, di atas mimbar. Para pengaku intelek, tingkah polanya lebihi badut, para pencuri tikus, politikus palsu saingi badut.
- "Lagu Empat" : Demi kemenangan rela membunuh, demi kemenangan rela memperkosa, apa saja akan kamu tempuh, agar kemenangan dapat diraihnya. Kenapa kebenaran tak lagi dicari? Sudah tak pentingkah bagi manusia? Apakah kebenaran tinggal kata kata? Dari bibir pemenang pemenang semu.
Para penggemar Iwan Fals sunguh tertib, walau ada beberapa keributan karena adanya pencopet dan beberapa yang membuat gaduh, tapi semua bisa teredam dengan baik. Karena "Oi" luar biasa santun, bahkan yang disekitar kami begitu ramah dan saling melindungi. Juga saling bertukar cerita. Puas sekali lah dengan Konser Iwan Fals semalam. Kado Ultah yang luar biasa. Terima kasih untuk Bang Iwan Fals untuk segala inspirasinya. Harapan saya suatu saat ada "Konser Akbar Iwan Fals" di JCC Gelora Bung Karno Jakarta. Bila itu terwujud, mari kita menabung mulai sekarang untuk beli tiketnya. Salam Oi.. [caption id="attachment_116832" align="aligncenter" width="581" caption="Penonton Memadati Konser Iwan Fals PRJ 2011 (Date Picture Taken: 15 Juni 2011)"][/caption] Kado ultah tak terduga : LAGU SATU Jalani hidup Tenang tenang tenanglah seperti karang Sebab persoalan bagai gelombang Tenanglah tenang tenanglah sayang Tak pernah malas Persoalan yang datang hantam kita Dan kita tak mungkin untuk menghindar Semuanya sudah suratan Oh matahari Masih setia Menyinari rumah kita Tak kan berhenti Tak kan berhenti Menghangati hati kita Sampai tanah ini inginkan kita kembali Sampai kejenuhan mampu merobek robek hati ini Sebentar saja Aku pergi meninggalkan Membelah langit punguti bintang Untuk kita jadikan hiasan Tenang tenang tenanglah sayang Semuanya sudah suratan Tenang tenang seperti karang Bintang bintang jadikan hiasan Berlomba kita dengan sang waktu Jenuhkah kita jawab sang waktu Bangkitlah kita tunggu sang waktu Tenanglah kita menjawab waktu Seperti karang Tenanglah Seperti karang Tenanglah
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI