Di suatu malam yang sunyi, tanggal 1 Agustus 2018 sekitar jam 8 malam, tiba-tiba ada SMS dari Citibank, kalau ada transaksi sebesar Rp. 11.607.600. Waduh, padahal lagi sibuk nulis di Kompasiana. Kok tiba-tiba ada transaksi sebesar itu. Langsung deg-deg ser. Halah.
CS Citibank menginformasikan bahwa untuk proses sanggahan, ada formulir yang harus diisi, dan akan dikirim email besok siang. Karena ada bagian khusus untuk mengurus sanggahan. Untuk prosesnya bisa 45 hari. Waduh lumayan lama dong ya. Tapi ya sudahlah pasrah, karena menurut Citibank kejadian seperti ini memang lumayan sering.
Kemudian lanjut lagi nulis di Kompasiana, begitu tulisan sudah tayang sekitar jam setengah 10. Aku kembali lagi mikir soal pembobolan kartu kredit ini. Dalam hati aku bersyukur merchant ini PT Garuda Indonesia, yang tentu lebih mudah untuk dikonfirmasi. Coba kalau merchant asing dari luar negeri tambah ribet dah urusannya.
Terus jadi kepikiran, kenapa nggak coba telpon Call Center Garuda Indonesia (GIA) aja. Aku telponlah GIA, aku ceritakan masalahnya. Lalu CS GIA mengecek transaksi dari nomor kartu kredit aku pada jam 8 malam. Setelah agak lama menunggu, CS-nya pun bilang memang ada transaksi sebesar Rp. 11.607.600 dan memang dari kartu kredit aku. Dan CS GIA menginformasikan agar aku mengemail Surat Sanggahan dengan dilampirkan bukti transaksi. Kalau di GIA, nggak perlu pakai formulir, cukup ceritakan masalahnya di pesan e-mail.
Aku pun sempat menanyakan, "kok verifikasinya tidak pakai OTP?". Karena kalau pakai OTP, paling tidak aku tau kan, ada yang coba transaksi. Menurut CS GIA, verifikasi di GIA sangat komplit yaitu, tanggal lahir, alamat, no hp dan 3 angka di belakang kartu (CVV). Itu artinya semua data aku diketahui pembobol itu.
Langkah selanjutnya, tanpa buang-buang waktu aku langsung email ke GIA. Seperti berikut:
Tanpa pikir panjang, karena sepertinya darurat, aku langsung verifikasi akun. Dan tau nggak data yang disuruh isi, nama, tanggal lahir, alamat, no hp, no kartu kredit dan CVV. Berhubung AppleID memang datanya seperti itu, ya sudah aku isi aja. Eh malah ternyata dia yang nipu.
Udah gitu KTP aku ternyata nggak hilang, tapi masih ada di SPG tempat registrasi. Hadeuuuuh..