[caption id="attachment_405314" align="aligncenter" width="624" caption="(KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO) Ilustrasi - Perenang nasional Indonesia, I Gede Siman Sudartawa, berlatih renang gaya punggung."][/caption]
Sebagaimana sudah aku kisahkan sebelumnya tentang Gleneagles Hospital (GH), Singapore, yang menawarkan berbagai fasilitas, kecanggihan teknologi di bidang kedokteran yang didukung lebih dari 300 dokter spesialis dan sub-spesialis dan juga tenaga medis yang mumpuni.
Demikian juga halnya di Klinik Jantung dan Vastikuler di GH, yang menyediakan layanan diagnostik dan intervensi yang lengkap dan dipersonalisasi untuk gangguan kardiovaskuler (CDV) dengan menggunakan teknologi-teknologi medis terbaru.
Setelah acara ramah-tamah dengan CEO GH, kami bertiga (aku, Mbak Haya dan Natalia), langsung berpisah untuk pemeriksaan di klinik yang berbeda-beda. Aku di Klinik Jantung, Mbak Haya di Klinik Obstetri & Ginekologi dan Natalia di Klinik Ginjal.
Nah aku pun menuju ke Klinik Jantung. Ceritanya nih kan dari meeting sebelum berangkat, khusus aku sudah dikasih tau kudu bawa sepatu kets dan pakaian olahraga. Karena untuk tes jantung bakal ada treadmill-nya. Jadilah aku pakai tuh sepatu kets dari berangkat sampai pulang, soalnya males bawa-bawa sepatu kets di dalam tas, ketauan dipakai aja.
Eh nggak taunya, di Klinik Jantung GH, udah disediain sepatu kets dengan berbagai ukuran dong. Dan udah disediain kaos dan celana olahraga, jadi ya percuma dah bawa-bawa celana training. Hihihi.
Sambil nunggu berbagai persiapan, dokternya cerita-cerita tentang teknologi yang digunakan untuk pasien jantung. Salah satunya seperti gambar di bawah ini. Jadi dengan alat ini, tidak perlu sering-sering ke dokter jantung, cukup check sendiri kondisi jantung kita.
Alat pada gambar tersebut adalah untuk memeriksa denyut jantung. Ada yang berupa casing HP (pada gambar yang warna hitam). Untuk menggunakan casing ini, cukup dengan mengunduh aplikasi ECG Check (tes EKG), kemudian kita hanya cukup menekan jari telunjuk kiri dan kanan pada kedua tombol di belakang casing HP (seperti gambar di bawah ini), dan nanti langsung ada hasil EKG-nya.
Kalau ada kelainan atau ada masalah, akan ada tanda warna merah. Bila ada tanda warna merah, maka segera email hasil EKG tersebut ke dokter jantung. Dalam aplikasi itu disediakan fasilitas untuk bisa langsung mengirim email kepada dokter jantung kita.
Kemudian juga aku diperlihatkan baterai yang biasanya dipasang di jantung. Ada yang besar dan yang kecil, seperti pada di bawah ini. Yang besar awet selama sekitar 7 tahun, sedang yang kecil bisa sampai 10 tahun.
Dan bila terjadi kerusakan atau gangguan, baterai tersebut akan memberikan alarm ke software aplikasi. Itu tandanya baterai harus diganti. Dokter pun menambahkan, untuk operasi tak perlu berlama-lama di RS. Cukup sekitar 3 hari, kemudian bisa pulang dan beraktivitas kembali.
Akhirnya deg-degan lagi, saatnya periksa jantung dimulai. Setelah ambil darah, mulailah berbagai kabel menempel ditubuh aku. Asli kabel-kabel ini menambahkan deg-degan (lebay.com). Ini merupakan tahap untuk tes ekokardiografi atau USG jantung.
[caption id="attachment_405268" align="aligncenter" width="573" caption="Persiapan Tes Ekokardiografi; kabel di mana-mana"]
Tes ekokardiografi seperti ‘mengintip’ kondisi jantung. Dengan ekokardiografi bisa melihat hampir semua struktur anatomi jantung. Dapat mengecek ketebalan otot jantung, kondisi sekat jantung dan kondisi rongga-rongga jantung (bilik dan serambi jantung).
[caption id="attachment_405269" align="aligncenter" width="579" caption="Ekokardiografi"]
Setelah tes ekokardiografi, selanjutnya treadmill. Tes treadmill merupakan pemeriksaan EKG dengan pemberian beban atau stres pada jantung, disebut juga EKG stres tes. Dengan tes treadmill, dapat merekam ada tidaknya iskemia otot jantung. Iskemia otot jantung artinya aliran darah yang tidak cukup terhadap otot jantung. Yang terjadi karena penyempitan pembuluh koroner akibat adanya plak. Tetapi iskemia juga bergantung dari keseimbangan supply dan demand. Supply atau aliran yang kurang tidak akan menimbulkan iskemia bila demand atau kebutuhan otot jantung rendah seperti saat istirahat.
[caption id="attachment_405270" align="aligncenter" width="470" caption="EKG dengan Treadmill"]
Saat akan memulai tes treadmill, aku mulai ragu-ragu. Akhirnya dokternya nanya, “Pernah treadmill, nggak?” Aku jawab, “Belum pernah, Dok.” (Kalau lari dari kenyataan sih sering. #eh. Hihihi). Jadilah dokternya mencontohkan gimana caranya treadmill. Lalu aku pun mencoba dengan sedikit ragu-ragu tapi nggak malu-malu sih.
[caption id="attachment_405271" align="aligncenter" width="574" caption="Tes Treadmill"]
Setiap 3 menit kecepatannya bertambah secara otomatis. Dokter akan terus memantau tekanan darah dan denyut jantung pada monitor. Dan setelah sekitar 15 menit, dokternya bilang sudah cukup. Lumayan capek. Mungkin karena semalam jalan-jalan di Orchard sampai jam 12.00 malam, terus langsung puasa makan, karena mau ambil darah. Habis ambil darah tetep nggak boleh makan, karena 2 atau 3 jam sebelumnya harus puasa makan juga. Jadi pas treadmill, kecapekan deh. (alesan sih…).
Dari hasil EKG, jantung aku nggak ada masalah, semua baik. Demikian juga dari hasil ekokardiografi aku. Cuma menurut Dokter, aku tuh mudah lelah, jadi harus rajin jogging. Aku pun belagu bilang ke dokter, kalau aku rajin senam aerobic setiap Sabtu dan Minggu.
[caption id="attachment_405276" align="aligncenter" width="614" caption="Saat konsultasi dengan Dr. Jeremy Chow (Speseialis Kardiologi dan Elektrofisiologi)"]
Kata dokternya, senam aerobic, yoga atau pilates, tidak benar-benar membantu kinerja jantung. Olahraga yang paling bagus buat jantung, hanya lari dan renang. Yang paling mudah dan murah lari, cukup seminggu tiga kali, dan setiap lari hanya perlu minimal 30 menit.
Setelah selesai periksa jantung dan puas nanya-nanya dokternya, lagu keroncong kemayoran mulai berkumandang di perutku. Sudah jam 12.00 siang, di GH dikasih snack sih, cuma nanggung sudah mau makan siang. Jadi makan snack-nya dikit aja. Padahal kepalaku mulai puyeng, maklum darah rendah, secara puasa makan dari jam 12 malam, terus pakai acara treadmill pula.
Baiklah selesai juga tes jantung di GH. Selanjutnya kami makan siang dan berburu oleh-oleh ke Little India. Sebelum akhirnya cap cus, balik ke Jakarta.
_____
Sumber Foto: Koleksi Pribadi dan Nyomot dari Bayu
______
Tulisan Sebelumnya:
[Wisata Sehat] Pelesiran ke Stadion Olahraga Singapura
[Wisata Sehat] Manjakan Mata di Gardens by The Bay
[Wisata Sehat] Merasakan Medical Check Up di Singapura
[Wisata Sehat] Pengalaman Asik: Mulai dari Periksa Mata, Konsultasi dengan Dokter Sampai Hydrafacial
[Wisata Sehat] Menjelajahi SEA Aquarium
[Wisata Sehat] 70% Pasien Internasional di RS Gleneagles Singapura adalah Orang Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H