Mohon tunggu...
PRIADARSINI (DESSY)
PRIADARSINI (DESSY) Mohon Tunggu... Buruh - Karyawan Biasa

penikmat jengQ, pemerhati jamban, penggila serial Supernatural, pengagum Jensen Ackles, penyuka novel John Grisham, pecinta lagu Iwan Fals, pendukung garis keras Manchester United ....................................................................................................................... member of @KoplakYoBand

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Chatting Djadoel.. (Edisi #2)

17 Februari 2012   07:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:32 949
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_171663" align="aligncenter" width="136" caption="Logo mIRC (Gambar diambil dari http://www.mirc.com/)"][/caption] Dulu sekitar tahun 1997, saat warnet mulai ada di sekitar kos saya. Waktu itu tarif warnet masih Rp. 5.000,- sampai Rp. 7.000,- per jam. Jadi secara dulu masih cekak, ke warnet paling sebulan sekali, itu pun paling lama 2 jam. Nah kalau ke warnet di masa itu, yang sering dilakukan adalah chatting dengan menggunakan fasilitas mIRC. Chatting dengan mIRC ini nggak perlu nyari-nyari akun, semua kelihatan siapa saja yang online di seluruh dunia. Jadi dulu saya sering chatting dengan orang-orang dari luar negeri, walau bahasa Inggris pas-pasan, pas di tanya, pas buka kamus. Hihihi. Dulu chatting buat saya hanya buat iseng dan ngisengin orang. Sebenarnya sih yang paling utama biar nggak gaptek-gaptek amat gitu. Karena nama saya berasal dari India, jadi orang India banyak yang ngajak saya chat. Dan hampir semua ngaku kalau wajahnya mirip Shahrukh Khan. Saya sih orangnya polos, ya percaya aja kalau dia bilang mirip Shahrukh Khan. Terus dengan bangganya dia kirim fotonya via email. Pas lihat fotonya, alamaaaak....... ini mah inspektur Vijay. Hahahahaha. Kalau chatting dengan orang Eropa tuh seringnya kayak bajaj, suka nyerempet-nyerempet. Kebanyakan dari mereka bilang tertarik dengan perempuan Indonesia. Katanya sih cewek Indonesia itu "So exotic". Terus saya penasaran eksotis itu sebenernya apa sih? Akhirnya nemu artinya memiliki daya tarik yang khas karena belum dikenal umum. Lah saya malah jadi mikir, nih orang lagi memuji apa menghina ya? Kayaknya yang salah saya deh, chattingan aja dipikirin, kuliah tuh baru mikir. Dulu kan kalau pake mIRC nggak bisa webcam-an terus juga nggak bisa share foto langsung, kirim foto harus lewat email. Jadi kayak apa orang yang kita ajak chatting, hanya bisa kita bayangin aja. Paling kesel kalau sudah nanya tinggi badan dan berat badan, bukannya karena tinggi dan berat badan saya yang emang nggak proposional tapi ujung-ujung nanya "bra size, please". What the maksud coba? Hadeuuuuuuuh. [caption id="attachment_171665" align="aligncenter" width="555" caption="Sekedar mengingatkan tampilannya (Gambar diambil dari: http://www.ircbeginner.com/ircinfo/mirc.html)"]

1329463693100319856
1329463693100319856
[/caption] Kalau chatting dengan orang Indonesia pasti senengnya nanya alamat. Sekali waktu saya ngaku tinggal di Pondok Kelapa, Jakarta Timur (nggak bohong sih, emang rumah ortu disana, tapi lagi di Semarang), eh ternyata tuh orang lagi di Pondok Kelapa juga. Terus dia nanya, "Lagi di warnet mana?" *ciyeee.. djadoel mah chatting di warnet...* "Di warnet A.." "Oh gue tau tuh... Deket dengan warnet gue..." *Hadeuuuuh kenapa nih orang hapal warnet..* "Bagus lah..." "Gue kesitu yaaa.." "Ngapain lo kesini?" "Yah gue mau kenalan dong sama lo.." *Puyeng deh saya...* "Terserah elo deh.. Tapi elo pasti nyesel, gue kan jelek.." "Nggak apa-apa.. Emang kenapa kalau jelek? Lo pake baju apa?" "Baju orange" *Asal jawab* 20 menitan kemudian dia online lagi. "Wah siapa bilang lo jelek? Gila cuantiiiiiik bener, sampai gue takut mau negur elo..." "Hah?" "Gue sekarang ada disebelah elo.. Gue di no 7.. Lo di no 8 kan?" Spontan saya langsung berdiri lihat kiri kanan. Dan......langsung tepok jidat Jensen Ackles (lebay..), ya nggak bakal ada lah, kan saya di Semarang. *O'on stadium akhir..* Dia langsung bilang gini, "Kok diem? Lagi lihat kiri kanan yaaa...? Hahahahhahaha... Katanya jelek kok percaya gue ada disitu..? Gue lagi di Medan kok, cuma punya saudara di Pondok Kelapa..." *Gubraaakkkk* *Langsung off line tanpa basa basi..* _____ Powered by @KoplakYoBand Edisi: Djadoel Yo Band Edisi sebelumnya: Permainan Djadoel.. (Edisi #1) Edisi Djadoel sebelumnya: Permainan Djadoel.. (Edisi #1) Edisi Djadoel selanjutnya: [Stand Up Kompasiana] Superhero Djadoel (Edisi #3) Menunggu ala Djadoel (Edisi #4)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun