[caption id="attachment_117658" align="alignleft" width="640" caption="Kopdar Bareng Wimar (Date Taken Picture: 18 Juni 2011)"][/caption] Twitter memang luar biasa. Media jejaring sosial yang satu ini, bisa membawa kita berkomunikasi dengan orang terkenal. Berbeda dengan jejaring sosial yang lain, twitter tidak mengharuskan kita untuk dikonfirmasi sebagai teman, cukup "follow" siapapun yang kita suka, maka kita akan dapat berbagai informasi dari status orang tersebut. Dan untuk bertanya atau berkomentar terhadap orang tertentu, kita cukup melakukan "mention" maka pesan kita tersampaikan tanpa harus kita di "follow" oleh orang itu. Dan twitter inilah yang telah membawa saya untuk "follow" Wimar Witolear. Berawal dari hebohnya Pansus Century, karena saya tidak percaya seorang Sri Mulyani melakukan berbagai tuduhan yang dilayangkan anggota Pansus Century dan juga banyak hal yang menurut saya janggal, sedang di media massa, saya tidak menemukan banyak informasi, karena hanya memberitakan opini para anggota Pansus Century. Akhirnya saya mencari informasi di "Google" yang kemudia membawa saya ke tulisan Wimar Witoelar di perspektif.net. Saya pun dapat berbagai pencerahan dan kemudian saya "follow" @wimar. Begitu jadi "follower" nya Wimar Witoelar banyak informasi yang tidak saya dapatkan di media massa. Menjadi "follower" Wimar sungguh menyenangkan, karena Wimar selalu menanggapi berbagai komentar dan pertanyaan dari para "follower" nya. Sehingga kita akan bisa berdiskusi berbagai hal. Dari segala hal yang disukai ataupun yang di update Wimar distatusnya, hanya masalah Liga Inggris, yang berbeda selera dengan saya. Karena Wimar penggemar Arsenal, sedangkan saya penggemar Manchester United. Tapi tentu kami tak saling hujat, walaupun banyak yang melakukan hujatan kepada Wimar, padahal hanya jadi penggemar bukan jadi pemain sepakbolanya. Salutnya Wimar meladeninya dengan sabar. Sampai akhirnya secara tak terduga sekitar akhir Maret 2011, Wimar "follow" saya. Wah tentu senang sekali, di "follow" seorang Wimar Witoelar. Kemudian secara tak disangka-sangka mengajak saya dan beberapa "follower" Wimar yang lain untuk "kopi darat" (kopdar). Selama ini saya tidak pernah melakukan kopdar dengan orang-orang yang saya kenal lewat media jejaring sosial, tapi karena ini yang mengajak Wimar harus bisa dan waktunya pun harus disediakan. Kemudian tanggal 18 Juni 2011 jam 12.00 WIB kami pun bertemu dengan Wimar di sebuah coffee shop di Jakarta Selatan. Begitu ketemu saya, Wimar langsung menyapa: "Ini Dessy ya, orang yang selalu belain saya di Twitter". Ternyata Wimar langsung mengenali saya. Dan kami pun berbincang-bincang ringan tentang berbagai hal. Wimar memang orang yang sangat menyenangkan. Saat itu saya seperti sudah mengenal Wimar lama sekali, mungkin karena saya sudah 1,5 tahun jadi "follower" nya Wimar. Yang pasti, saya jadi dapat teman-teman baru yang baik dan menyenangkan. Salah satu quote Wimar pada saat kopdar tersebut adalah : "ada yang salah kalau untuk menunjukkan kita mencintai bangsa Indonesia, kita harus membunuh orang yang tidak kita kenal". Lalu kami juga diajak ke acara "Solidaritas Masyarakat Indonesia untuk Keadilan" (SMI-K), dimana Wimar di undang untuk jadi pembicaranya. Tentu sangat menarik hal-hal yang disampaikan Wimar pada acara tersebut. Berharap akan ada kopdar-kopdar selanjutnya dengan Wimar yang membuat hari itu punya "nilai". [caption id="attachment_118103" align="alignleft" width="737" caption="Berbincang ringan dg Wimar (Date Taken Picture: 18 Juni 2011)"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H