Ini kisah lama, namun unik dan sayang bila tidak dibagi. Saat itu tahun 1996 di bulan puasa, saya sendirian dalam perjalanan menuju Papua, untuk berlebaran disana.
Saya naik pesawat Merpati Airlines dari Jakarta menuju Jayapura dan transit di Surabaya dan Sorong. Saat transit di Surabaya diberitahukan waktu transit selama 25 menit, saat itu jam 11 malam. Setelah duduk-duduk di bandara, tiba-tiba saya ingin buang air besar (BAB). Kemudian saya ke toilet, entah karena saya terlalu menikmati saat-saat BAB atau saya sedang melamun, saya tidak mendengar pengumuman bahwa waktu transit dipercepat menjadi 10 menit, karena masalah cuaca.
Saat saya keluar dari toilet, saya terkejut melihat bandara yang sudah sepi, karena memang pasawat kami merupakan penerbangan yang terakhir dari Surabaya. Saya lihat rolling door sudah mulai ditutup semua, lalu saya tanya ke karyawan Merpati yang masih ada disana; "Apa pesawat Merpati tujuan Jayapura sudah berangkat?" Dan Bapak itu bilang; "Wah baru saja mbak, pintu pesawat ditutup tapi belum jalan sih, coba saya telepon pilotnya dulu." Dan ternyata sang pilot tidak mau membukakan lagi pintu pesawat, karena pramugarinya tadi sudah menghitung penumpang dengan jumlah yang sesuai. Menurutnya, bila tadi pramugarinya bilang jumlahnya kurang pasti akan dicari dulu penumpangnya.
Jadilah saya ke ruang manager Merpati dan minta pertanggungjawaban terhadap kesalahan hitung tersebut dan juga minta barang saya baik yang dibagasi maupun yang dikabin agar dijaga jangan sampai hilang. Mana saya tidak bawa apa-apa hanya dompet saja yang ada dikantong celana, ransel pun ada di kabin.
Dan manager itu cuma minta maaf dan mengatakan tiketnya hangus, harus beli tiket lagi. Setelah saya tidak terima dan berdebat panjang lebar, dia setuju untuk tiket saya tidak hangus. Setelah saya bilang kalau saya bisa memperpanjang persoalan ini.
Saat itu komunikasi belum menggunakan handphone, yang populer masih telepon kartu. Lalu saya menelepon ayah saya yang memang bekerja sebagai TNI dan saat itu masih berpangkat Letkol. Kata ayah saya, nanti dia hubungi orang perwakilan Kodam VIII Trikora yang di Surabaya. Mendengar percakapan saya, para karyawan Merpati mulai tau bahwa saya anak kolong. Lalu mereka menawarkan, saya untuk tinggal di hotel secara gratis.
Dan mereka pun semakin ramah, setelah orang perwakilan tersebut bicara dengan manager Merpati. Saat saya bilang saya mau besok naik pesawat paling pagi, mereka bilang jangan karena pesawatnya bukan boeing, hanya pesawat kecil dan harus ganti pesawat hingga tiga kali, sehingga akan terlalu lama sampai di Jayapura. Sehingga akan lebih baik saya naik pesawat jam 11 malam lagi seperti hari ini. Selama mengisi hari besok, mereka akan menyediakan mobil untuk jalan-jalan di Surabaya. Dan mereka akan bangunkan saya saat saur, juga menawarkan menu makanan untuk saur saya.
Setelah sampai di hotel saya di telepon oleh orang perwakilan, dan ternyata orang perwakilan itu tadi mengatakan kepada manager Merpati bahwa saya anak jenderal. Pantas saja saya diperlakukan demikian santun. Kemudian kata orang perwakilan itu, "Besok jalan-jalan di Surabaya dengan saya saja, biar mereka (karyawan Merpati) semakin merasa tidak enak hati."
Besoknya telepon di kamar saya berdering dan ternyata staf Merpati membangunkan saya saur dengan menawarkan menu saurnya. Lalu jam delapan pagi saya sudah dijemput oleh karyawan Merpati dengan mobil dan menawarkan jalan-jalan keliling Surabaya. Dan saya menolak karena sudah janji dengan orang perwakilan. Dia pun mengabarkan barang-barang saya di pesawat semalam sudah dipisahkan dan sudah diambil bawahan ayah saya.
Kemudian jam 9 pagi, saya dijemput oleh orang perwakilan yang berpangkat sersan. Tempat yang pertama saya tuju adalah Tunjungan Plaza untuk beli pakaian, karena saya tidak bawa baju ganti. Ini adalah kali pertama saya bisa melihat-lihat kota Surabaya. Ternyata ketinggalan pesawat itu menyenangkan juga.
Lalu setelah puas keliling Kota Pahlawan, saya kembali ke hotel. Di hotel, sudah ada pesan bahwa saya akan dijemput orang Merpati untuk ke Bandara nanti malam jam 21.30. Saya ucapkan terima kasih, karena nanti malam saya akan di jemput orang perwakilan.