Perjuangan Timnas Indonesia baru saja berakhir. Piala AFF 2010 memang tidak berhasil kita raih, tapi Garudaku sudah memberi harapan dan sekaligus mempersatukan bangsa dalam satu suara Support Indonesia.
Ketika nonton pertandingan pertama di babak penyisihan AFF, Indonesia VS Malaysia, nontonnya malas-malasan sambil mengerjakan aktifitas lain. Saat itu yakin seyakin-yakinnya bakal kalah atau seri atau kalau menang dengan gol yang sedikit. Jadi sungguh tidak berharap banyak. Dan Malaysia pun menjebol gawang Markus terlebih dahulu, semakin yakin bakal kalah. Tapi gol-gol balasan berikutnya membuat keyakinan itu buyar. Ternyata timnas sekarang bermain luar biasa. Bahkan pemain belakang Manchester United Rio Ferdinand tiba-tiba memberi dukungan untuk Indonesia lewat twitter: "Just saw that Indonesia beat Malaysia 2-1, my Indonesian twitfam must be very happy right now!". Antara percaya dan tidak, Rio Ferdinand juga menyaksikan pertandingan tersebut.
Sejak saat kemenangan besar 5-1, mulailah mencari informasi tentang pemain-pemain timnas Indonesia ini. Karena memang saya kurang referensi tentang mereka. Saya lebih mengenal pemain sepakbola Inggris, Belanda, Jerman, Brazil dan tim-tim lain dibanding Tim Garuda.
Biasanya hanya mengenal Bambang Pamungkas sepintas lalu, sekarang saya rajin baca tulisannya di website officialnya. Pemain dengan kegemarannya menulis mampu mewakilkan teman-temannya yang lain menggambarkan betapa mereka punya jiwa nasionalisme yang luar biasa, yang mungkin tidak bisa dibandingkan dengan para politikus. Dan membaca tulisannya membuat kita sadar, mereka telah berusaha sekuat tenaga demi negara kita tercinta Indonesia dengan segala kemampuan yang ada.
Tentunya selain Bambang, saya mulai mencari-cari informasi tentang pemain lain seperti Markus, Nasuha, Zulkifli, Maman, Beny, Ridwan, Hamka, Yesaya, Nova, Roby, Slamet, Tony, Eka, Okto, Firman, Arif Suyono, Bustomi, Gonzales, Irfan Bachdim, Yongki, Johan dan lainnya. Mulai dari buka websitenya AFF, searching di google dan tanya sana sini, terutama asal klubnya juga asal sukunya dan prestasinya apa saja.
Kemudian saat pertandingan melawan Laos, mulai semangat untuk nonton, walau tetap tidak berharap banyak gol seperti lawan malaysia. Hasilnya kembali mengetarkan hati menang telak 6-0. Tiba-tiba rasa bangga luarbiasa untuk Tim Garuda seperti bergemuruh.
Namun sesudah dua petandingan tersebut, ekspos di media mulai berlebihan, sampai-sampai beritanya hadir di setiap infotainment, yang tentu tanpa ulasan tentang taktik ataupun skill dari para pemain. Dan Irfan Bachdim pun menjadi idola kaum hawa. Setiap jam lagu Garuda di Dadaku berkumandang di setiap stasiun televisi.
Jumlah penonton di Gelora Bung Karno pun bertambah banyak saat laga Indonesia-Thailand sekitar 65.000 orang, yang menurut saya timnas saat itu agak kewalahan dan mulai bangkit ketika gawang Markus di bobol pemain Thailand. Walaupun 2 gol Bambang Pamungkas tersebut tercipta karena hadiah pinalti, namun hal itu terjadi karena tekanan-tekanan yang dilakukan oleh pemain kita. Juga pinalti itu tentu tidak mudah bagi Bambang, beban yang diletakkan dipundaknya saat itu sungguh berat. Dengan susah payah kemenangan tersebut dimenangkan dengan baik oleh tim Garuda.
Jelang semifinal, gelora dari masyarakat Indonesia semakin luarbiasa hingga 80.000 penonton ditambah ratusan penonton yang kecewa tidak dapat tiket. Bahkan mengundang banyak orang yang tidak menyukai sepakbola menjadi tergerak untuk menyaksikannya melebihi gelora saat musim Piala Dunia 2010. Ada semangat kebangsaan baru yang dirasakan setiap elemen masyarakat Indonesia. Semangat ini juga membuat kita bisa refreshing sebentar dari berbagai masalah politik yang tiada hentinya sejak mengawali tahun 2010.
Kemenangan pada dua pertandingan melawan Filipina walau tipis, tetap membanggakan dengan jumlah penonton yang fantastis dan tekanan yang semakin tinggi dirasakan oleh tim Garuda. Kebanggaan tidak cukup terhenti sampai disitu, Gonzalez pun masuk Team of the week ESPN yang membuat dia sejajar dengan bintang-bintang kelas dunia, ini terjadi setelah penyerang asal Persib ini mencetak gol indah ke gawang Filipina.
Tiba-tiba saja setelah itu berdatangan para pahlawan kesiangan yang merasa punya andil terhadap kesuksesan timnas. Undangan acara-acara ceremonial yang tidak perlu telah membuat timnas kelelahan. Sepakbola pun mulai di politisir. Belum lagi masalah di tubuh PSSI yang selalu mengiringi perjalanan timnas. Ketidakharmonisan Pelatih dan Manajemen PSSI sudah menjadi rahasia umum. Tentu termasuk isu korupsi di tubuh PSSI. Berbagai tuntutan mulai dari Nurdin Halid Turun hingga Bubarkan PSSI, menggema disetiap pertandingan.