Desa Blungun merupakan salah satu desa di Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora. Penduduk Desa Blungun memiliki pekerjaan utama sebagai petani dan peternak sapi potong. Sebagian besar petani Desa Blungun memanfaatkan lahan pertaniannya untuk menanam padi, cabai, dan jagung. Jagung merupakan komoditas utama di Desa Blungun dikarenakan jagung memiliki daya tahan terhadap cuaca panas (kemarau) yang lebih baik dibandingkan padi dan cabai. Ketersediaan tanaman jagung yang cukup besar memiliki peluang limbah yang cukup besar juga. Limbah yang masih belum dimanfaatkan diantaranya yaitu kulit jagung.
Kulit jagung merupakan limbah pertanian yang berasal dari tanaman jagung yang tidak banyak dimanfaatkan oleh masyarakat di Desa Blungun. Kulit jagung sendiri merupakan sumber energi bagi ternak dan memiliki serat kasar yang tinggi yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak. Kulit jagung memiliki kandungan bahan kering 42,56%; protein 3,40%; lemak kasar 2,55%; serat kasar 23,32%; dan TDN 66,9%.
Limbah tanaman jagung di Desa Blungun masih belum optimal dimanfaatkan karena minimnya pengetahuan masyarakat tentang cara pemanfaatannya. Kulit jagung hanya menjadi sampah yang dibakar dan dibiarkan begitu saja. Limbah yang cukup banyak bila dibakar terus menerus akan mengakibatkan pencemaran udara. Dengan suhu yang sangat tinggi dan curah hujan yang rendah hanya sekitar 782 mm/bulan atau 78 mm/hari dan berpotensi menyebabkan terjadinya polusi udara di Desa Blungun.
Mahasiswa KKN-T Inovasi IPB di Desa Blungun merancang dan melaksanakan suatu program yang berjudul “Pemanfaatan limbah jagung sebagai silase pakan ternak”. Limbah jagung dengan sumber energi dan serat kasar yang baik sangat berpotensi sebagai bahan pakan ternak. Memanfaatkan limbah pertanian sebagai bahan pakan ternak sehingga dapat menjadi alternatif untuk efisiensi biaya pakan.
Mahasiswa KKN-T Inovasi IPB bersama para Ketua Kelompok Tani, Kepala Desa Blungun, dan para petani melakukan pembuatan silase berbahan dasar kulit jagung pada hari kamis, 13 Juli 2023 di Gedung BUMDes Berkah Lestari. Pembuatan silase berbahan dasar kulit jagung terbilang mudah dilakukan di kalangan masyarakat desa karena peralatan yang digunakan mudah didapat dan proses pembuatannya cukup mudah. Peralatan yang digunakan dalam pembuatan silase yaitu Chopper/alat pemotong kulit jagung, tong drum, dan starter (molase atau tetes tebu).
Pembuatan silase diawali dengan mempersiapkan bahan dan peralatan yang akan digunakan. Kemudian cacah kulit jagung menjadi bagian kecil. Siapkan starter dengan mencampurkan air (1:10). Setelah itu campurkan cacahan kulit jagung dengan larutan starter (kebutuhan larutan 10% dari berat bahan utama). Masukan hasil campuran bahan tersebut ke tong drum dan padatkan hingga tidak ada udara di dalam plastik. Setelah itu simpan dalam keadaan tertutup selama 21 hari tanpa terpapar sinar matahari langsung.
Pelaksanaan program ini diharapkan mampu mengurangi limbah hasil pertanian jagung yang belum termanfaatkan. Selain itu dapat sebagai upaya untuk mencegah dan mengurangi pencemaran lingkungan yang disebabkan dari proses pembakaran limbah tanaman jagung. Peternak memiliki bahan pakan alternatif yang dapat diberikan kepada ternak dengan harga yang murah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H