Oleh : Ayu Swandewi dan Ni Luh Putu Widhiastuti
Perusahaan retail merupakan salah satu industri yang terdampak akibat pandemi covid-19 karena jam operasional yang dibatasi dan menurunnya jumlah kunjungan konsumen selama pandemi. Untuk perusahaan retail yang bergerak dibidang kebutuhan pokok sehari-sehari mungkin akan mampu untuk bertahan di masa ini. Namun hal ini akan menjadi tantangan yang sangat sulit bagi perusahaan retail yang bergerak di luar kebutuhan pokok. Beberapa diantaraya memilih untuk menutup usahanya karena tidak mampu untuk menutupi biaya-biaya yang dikeluarkan.
Industri retail perlu melakukan inovasi untuk dapat bertahan di masa pandemi ini demi  keberlangsungan usahanya. Salah satunya seperti inovasi yang dilakukan oleh Pradnya Mart, perusahaan retail yang menjual produk di luar kebutuhan pokok namun mampu bertahan bahkan berkembang selama masa pandemi covid-19.
Pradnya Mart merupakan perusahaan retail yang bergerak di bidang alat tulis kantor yang berada di Provinsi Bali, Indonesia. Didirikan oleh Bapak Kadek Sudiarta pada tahun 2007, dan kini Pradnya Mart sudah memiliki 8 outlet yang tersebar di wilayah Denpasar, Gianyar, Badung, dan Bangli. Bergerak dibidang penjualan alat tulis kantor, maka kantor dan sekolah menjadi pasar utama dari perusahaan ini. Namun, akibat pandemi covid-19 yang melanda Indonesia, pasar perusahaan menurun dikarenakan himbauan untuk belajar dan bekerja di rumah.Â
Dampak pandemi covid-19 menyebabkan menurunnya penjualan perusahaan dimana pada tahun 2020 (covid-19 muncul di Indonesia) terjadi penurunan jumlah kunjungan dan penjualan dibandingkan Pada Tahun 2019 (sebelum covid-19 muncul). Menurunnya penjualan ini terjadi akibat menurunnya daya beli masyarakat karena mereka hanya membeli barang-barang yang dibutuhkan dan membeli secukupnya serta menurunnya jumlah kunjungan akibat dibatasinya aktivitas keluar rumah.
Berbagai upaya yang telah dilakukan perusahaan untuk tetap bertahan di situasi saat ini mulai dari pengaturan jam kerja karyawan, mengadakan berbagai macam program untuk meningkatkan penjualan seperti titip brosur, voucher diskon, berjualan melalui media sosial, melayani pesan antar, serta menjual perlengkapan protokol kesehatan seperti masker, handsanitizer, dan faceshield, menjaga perputaran barang agar tidak terjadi stok berlebih ataupun kehilangan penjualan barang karena kehabisan stok. Selain itu, adapula inovasi baru yakni mengadakan program kemitraan dan seminar untuk customer (UMKM).
Pengaturan jam kerja karyawan
Sebelum masa pandemi, jam kerja karyawan dibagi menjadi 2 shift, yaitu shift pagi dan shift siang dimana terdiri dari 2 orang per shift. Saat ini diberlakukan 3 shift, yakni shift middle, dimana terdapat 1 orang yang bertugas di masing-masing shift. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa akan lebih produktif bila terdapat dua orang yang bertugas diantara jam tersebut karena jumlah kunjungan yang lebih banyak pada jam tersebut.
Titip brosur
Program titip brosur merupakan program yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah kunjungan ke toko. Program ini berupa menitipkan brosur di beberapa tempat seperti warung makan, tempat laundry, counter cell, dan lain-lain. Brosur yang dititipkan berisi stimulus berupa diskon yang akan diperoleh jika membawa brosur saat berbelanja ke seluruh outlet Pradnya Mart. Bagi pihak yang dititipkan juga akan mendapakan keuntungan yakni mendapatkan keuntungan dari brosur yang dibawa oleh customer.
Voucher diskon