Ayu Swandewi
“ Prodi Akuntansi FEB Unmas Denpasar ”
Telah beroperasi selama 42 tahun, tepatnya mulai diaktifkan oleh pemerintah pada 10 Agustus 1977, pasar modal Indonesia yang dikenal dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali mengalami tekanan di awal tahun 2020 setelah sempat mengalami krisis parah pada tahun 2008 silam.
Kini, pasar sedang mendapat guncangan imbas dari Covid-19 yang sudah menyebar di berbagai negara di dunia. Pihak asing tercatat menguasai saham di pasar modal tanah air sebesar 90% , sehingga begitu timbul kepanikan ekonomi dunia maka akan berimbas pula terhadap perekonomian dalam negeri.
Sejak awal tahun 2020 sampai saat ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus mengalami penurunan bahkan sudah mencapai angka lebih dari 30%. Harga saham-saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia telah terjun bebas, parahnnya terdapat 10 saham yang merosot lebih dari 70%, diantaranya :
1. PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA) anjlok 90%
2. PT Acset Indonusa Tbk drop 82,37%
3. PT Totalindo Eka Persada Tbk (TOPS) terjun 81,48%
4. PT Minna Padi Investama Tbk (PADI) anjlok 81,2%
5. PT Pool Advista Finance Tbk (POOL) drop 80,92%
6. PT Prima Cakrawala Abadi Tbk (PCAR) turun 76,36%