Mohon tunggu...
Diah Utami
Diah Utami Mohon Tunggu... Administrasi - Pengamat

Warga dunia biasa yang masih suka hilang timbul semangat menulis dan berceritanya. Berharap bisa menebar sepercik hikmah di ruang maya kompasiana. Semoga berkah terlimpah untuk kita, baik yang menulis maupun membaca.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Malaikat di Jalan Tol

2 Juni 2013   10:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:39 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13701440561270682004

...terkadang malaikat tak bersayap, tak cemerlang, tak rupawan...

Setuju sekali. Kutemui malaikat dalam wujud manusia di jalan tol, dalam momen yang tak pernah kuduga sebelumnya. Tak berwujud lelaki sempurna dengan wajah rupawan, tapi dua lelaki ayah dan anak yang berhati mulia. Semoga Allah ridho kepada mereka.

Sudah beberapa hari, ban kiri belakang mobil Katanaku memang harus nambah angin melulu. Di suatu hari Sabtu, setelah menyempatkan untuk (lagi-lagi) menambah angin untuk ban kiri belakang di tempat tambal ban langganan, aku pun berangkat ke sekolah melalui rute biasa. Di jalan tol, sudah lebih dari separuh perjalanan, kurasakan jedut-jedut kecil dari bagian kiri mobilku. Mengganggu. Dan kuyakin ada sesuatu yang tak beres. Kutepikan kendaraan, dan kudapati ban kiri belakang sudah betul-betul kehabisan angin. Ini yang namanya flat tire. Betul-betul kualami. Tapi kok ya di jalan tol???

Hmm... baiklah, aku siap mengganti ban dengan ban cadangan. Caranya? Tahu kok. Dulu... ketika bapak masih hidup, aku cukup sering ikut bapak mengganti ban mobil. Dongkrak sudah kusiapkan, dan mulai mengungkit body mobil. Tahu-tahu sebuah sedan menepi di depan Katanaku. Deg-degan juga ketika dua orang laki-laki turun dari sedan lalu mendekatiku. Salah seorang di antaranya, bapak yang lebih berumur, menyapa penuh empati (atau iba, mungkin? :p). "Sendirian, bu? Ayo, kami bantu." katanya.

Dengan sigap, mereka berdua -yang ternyata ayah dan anak- membantuku mengganti ban mobil dengan ban cadangan. Tapi ternyata, ban cadangan yang kupunya pun kempes. Yah, aku sudah pasrah, siap-siap menunggu patroli Jasa Marga saja. Tapi opsi yang mereka tawarkan sungguh luar biasa. Mereka akan mengganti ban belakangku dengan ban serep mereka yang kebetulan ukurannya sama. Setelah itu kami akan beriringan keluar gerbang tol Baros di mana ada sebuah bengkel tambal ban tak jauh dari sana. Nanti di sana, ban serep akan ditukar lagi setelah itu aku bisa menunggu ban mobilku ditambal. Sementara mereka akan melanjutkan perjalanan.

Ah... lagi-lagi aku tak membawa cukup uang di dompet. Hanya cukup untuk membayar servis ban mobil, keluar -masuk tol sampai Padalarang. Ya... ada lebihnya sedikitlah, tapi tak sampai Rp 20.000,- Mungkin ini kebiasaan jelekku, yang jarang-jarang membawa uang ekstra untuk jaga-jaga. Ternyata terasa pentingnya kalau sudah terjebak dalam kondisi begini. Tak bisa kutitipkan uang sebagai balas jasa kebaikan ayah dan anak yang telah membantuku tadi. Kusimpan alamat dan nomor telefon mereka. Suatu waktu, aku akan sempatkan silaturahmi ke sana untuk mengucapkan terima kasih. Untuk kali ini, baru bisa kulayangkan sebaris doa agar mereka diberi kebaikan serta kemudahan sebagai balasan atas kebaikan mereka padaku.

Barangsiapa memudahkan kesukaran seseorang maka Allah akan memudahkan baginya di dunia dan akhirat. (HR Muslim)

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun