Kemampuan berbahasa Jepangnya sudah tak perlu diragukan lagi. Mulai dari bahasa gaul sampai bahasa tersantun, sudah dia kuasai, Sementara aku? Bahasa komunikasi standar saja aku masih bicara dengan terbata. Tapi ... aku harus berani mencoba, dan berusaha supaya tidak gagal. Jangan sampai deh mempermalukan diri sendiri. Bismillah...
Kupersiapkan naskah untuk kedua presentasi itu. Cuma sedikit perbedaan yang kubuat. Presentasi yang akan kulakukan tandem difokuskan pada murid-murid kelas 6 yang memang sudah mempelajari geografi dunia, sedangkan presentasi di SD Fuji lebih umum, ditujukan untuk seluruh sekolah! Waw.... Isinya lebih-kurang tentang kondisi penduduk Indonesia, iklim, situasi sekolah, beberapa kebiasaan khusus, dst dst.
Sebelum naskah itu kupresentasikan di depan forum, tentu aku banyak melakukan konsultasi dengan tutorku, seorang mahasiswa sastra Inggris berkebangsaan Jepang yang kurasakan sangat banyak memberikan bantuan untukku.Â
Dalam pertemuan formal setiap pekan, dia banyak memberikan input tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan kebudayaan dan kebiasaaan orang Jepang, membuatku tambah pintar!Â
Sedangkan di hari-hari menjelang presentasi pentingku, dia mau meluangkan waktu lebih lama, bahkan pada hari lain yang bukan merupakan jadwal pertemuan kami. Sungguh merupakan bentuk kepedulian, bantuan yang tepat pada saat kuperlukan.Â
Pada malam sebelum presentasiku di SD Fuji, dia dan Lucero, seorang teman berkebangsaan Peru yang sudah 5 tahun tinggal di Jepang (sudah seperti orang Jepang saja), datang ke apartemenku dan ikut membantu menyempurnakan naskah yang sudah diedit berulang kali.Â
Aku pun didaulat untuk melakukan latihan presentasi untuk menguji ketepatan pengucapan, intonasi, maupun kecepatan bicaraku. Namun pada saat itu aku belum punya hard copy-nya sama sekali.Â
Aku hanya punya laptop untuk keperluan pengetikan di rumah, tapi tak punya printer. Biasanya aku toh bisa dengan mudahnya membuat print out naskah apapun di lab. komputer kampus. Gratis! Tapi memang terbatas pada jam kerja saja, dari jam 8 hingga 5 sore.Â
Dan malam itu, menjelang jam 8 malam, aku harus membuat naskah tersebut dalam bentuk print out, segera! Aku akan dijemput salah seorang karyawan kantor universitas untuk diantar ke SD Fuji pada jam 6 pagi, dan tak akan sempat untuk mencetak naskah itu di lab.komputer kampus sebelum berangkat.Â
Aku menelfon seorang teman yang kutahu mempunyai printer di rumahnya. Rencananya, aku hendak mendatangi rumahnya dan mencetak naskah itu di sana, tapi ternyata dia sedang berlibur di Okinawa!! Aku mulai panik, tapi tutorku ternyata punya solusi. Dia katakan bahwa aku bisa menggunakan lab.komputer kampus, yang baru akan tutup pada jam 8 malam.Â