Mohon tunggu...
Diah Utami
Diah Utami Mohon Tunggu... Administrasi - Pengamat

Warga dunia biasa yang masih suka hilang timbul semangat menulis dan berceritanya. Berharap bisa menebar sepercik hikmah di ruang maya kompasiana. Semoga berkah terlimpah untuk kita, baik yang menulis maupun membaca.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Persiapan Ramadhan dengan Top 1

7 Agustus 2011   09:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:01 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awal Ramadhan, sekolah-sekolah dapat kesempatan libur bersama. Saya manfaatkan kesempatan itu untuk cek kondisi mobil ke bengkel langganan. Harus hari kerja, soalnya, sedangkan hari-hari biasanya kan saya juga mesti bekerja, tak bisa menyempatkan untuk datang ke bengkel. Sedangkan hari Sabtu dan Minggu adalah jatah liburnya mekanik bengkel, begitu menurut pengelola bengkel. Maka datanglah saya di pagi Senin itu ke bengkel langganan. Tadinya tidak berniat untuk mengganti oli, karena sebetulnya oli masih bisa digunakan hingga satu atau dua ratus kilometer lagi sebelum 'kewajiban' ganti oli berikutnya. Tapi jarak tempuh saya sehari-hari dari Bandung Selatan ke Bandung Barat bolak-balik, itu juga sudah hampir 70 km sehari. Belum lagi, tempo hari pernah ada 'rekor' oli bocor sebelumnya. Selain itu, saya bakalan sulit lagi mencari kesempatan untuk ke bengkel. Maka saya pikir, mumpung di bengkel, ya sudah, sekalian ganti saringan oli, termasuk dengan oli-nya, Top1, tentu saja. Memasuki bulan puasa, perasaan sudah tenang. Persiapan bukan cuma lahir batin secara pribadi, tapi kendaraan pun disiapkan untuk menjalani masa puasa ini. Perjalanan membelah kota Bandung sehari-hari yang makan waktu satu jam lebih sekali jalan, ketika sore hari ternyata makan waktu lebih panjang lagi. Antrian panjang biasa ditemui di perjalanan ketika semua orang bersicepat ingin berbuka di rumah. Ditambah dengan kondisi jalan yang sedang mengalami perbaikan, maka lengkaplah sudah kemacetan. Kalau tidak punya persediaan kesabaran, bisa hilang pahala puasa karena kesal. Tak punya pilihan lain, saya harus bersabar dan mengikuti gerak kendaraan yang melaju lambat. Bolak-balik menginjak pedal rem, kopling dan gas betul-betul membuat pegal kaki. Sebotol minuman ringan yang sudah saya siapkan sebelumnya menjadi teman berbuka dalam perjalanan. Volume suara dari stasiun radio favorit sudah disesuaikan pada level standar. Selesai adzan maghrib, tak terdengar suara penyiar, tapi lantunan lagu-lagu bernuansa syahdu. Menenangkan. Sedikit meringankan pegal kaki, rasanya. Termasuk 'pegal' hati, ketika berkali-kali nyaris diserempet pengendara motor yang berusaha mencari celah di antara lalu lintas padat kendaraan sore-sore begitu. Tapi lagi-lagi, persiapan Ramadhan yang saya lakukan sudah paripurna. Hati saya tenang dengan kondisi kendaraan yang baru saja disegarkan dengan oli Top 1. Jadi, biarpun jalanan padat, saya tidak khawatir dengan kondisi mobil. Saya justru khawatir dengan kondisi saya sendiri. Soalnya, ketika puasa begini, kalau pegal kaki, makin lapar nih...!!!

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun