Mohon tunggu...
dessy arinda
dessy arinda Mohon Tunggu... -

sociologist from gadjahmada university

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pekan Kondom?PENTINGKAH??

2 Desember 2013   23:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:24 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Seks bebas merupakan salah satu fenomena sosial yang sudah ada sejak jaman perang baik di Indonesia maupun di dunia. Pelaku seks bebas bisa berasal dari kelompok umur remaja hingga dewasa baik perempuan maupun laki-laki, namun penggolongan itu tidak hanya berhenti pada dua patokan tersebut karena sangat variatif. Pada tahun 2009 Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa 6,9 % remaja di 4 kota besar di Indonesia telah melakukan hubungan pra nikah. Namun sebelum masuk lebih jauh, sebenarnya apa yang dimaksud dengan seks bebas, apakah perilaku yang dilakukan oleh sepasang atau lebih tanpa ada ikatan pernikahan, atau kegiatan seks yang dilakukan tanpa memakai pengaman baik kondom maupun alat kontrasepsi. Seks bebas menurut Kartono (1977) merupakan perilaku yang didorong oleh hasrat seksual, dimana kebutuhan tersebut menjadi lebih bebas jika dibandingkan dengan sistem regulasi tradisional dan bertentangan dengan sistem norma yang berlaku dalam masyarakat. Nevid dkk (1995) mengungkapkan bahwa perilaku seks pranikah adalah hubungan seks antara pria dan wanita meskipun tanpa adanya ikatan selama ada ketertarikan secara fisik. Dapat disimpulkan bahwa seks bebas merupakan perilaku yang telah melampai batas norma dan didorong oleh hasrat seksual yang dilakukan di luar ikatan perkawinan.

Dari pengertian dan hasil survey di atas bisa dilihat secara nyata lewat pemberitaan baik di media massa, elektronik maupun dunia maya tentang kasus-kasus pemerkosaan, video mesum di kalangan pelajar hingga pejabat Negara. Kini, Indonesia digemparkan lagi dengan adanya agenda Pekan Kondom Nasional oleh Menteri Kesehatan dengan membuat bis bergambar salah satu artis terkenal dan gambar kondom untuk mengajak masyarakat menggunakan kondom, juga membagikan kondom secara gratis ke masyarakat. diadakannya Pekan Kondom Nasional yang dilaksanakan pada 1 hingga 7 desember 2013 ini bertemakan “Protect yourself, protect your partner” bertujuan untuk menekan angka kematian akibat infeksi HIV/AIDS. Data yang ada menyatakan bahwa 10.210 jiwa positive terinfeksi HIV AIDS dan 780 jiwa telah meninggal akibat terinfeksi oleh virus ini dari Januari hingga Juni 2013. Apakah dengan membagikan kondom gratis akan menekan angka pengidap HIV AIDS di Indonesia? Pernyataan dari V. Cline (1995), Profesor Psikologi dari Universitas Utah, Amerika Serikat, menegaskan bahwa memberi kepercayaan kepada remaja atas keselamatan berhubungan seksual dengan menggunakan kondom adalah sangat keliru. Jika para remaja percaya bahwa dengan kondom mereka aman dari HIV/AIDS atau penyakit kelamin lainya, berarti mereka telah tersesat (Rep. 12/11/95). Disamping itu, kondom juga tidak 100% aman karena pada tahun 1996, 50% kondom yang di impor dari Singapura ternyata bocor. Untuk menekan angka HIV AIDS salah satunya dengan tidak melakukan hubungan seks pranikah. Kim Barnes (2003) dari BBC London, menyatakan bahwa cara terbaik agar terhindar dari virus HIV/AIDS adalah abstinentia, yaitu tidak melakukan hubungan seks di luar nikah.

Dapat dibayangkan bahwa akan banyak kemungkingan yang akan terjadi setelah dilakukannya pembagian kondom secara gratis tersebut. Bisa jadi mereka yang belum pernah melakukan hubungan seks akhirnya memutuskan untuk mencobanya baik dengan pasangannya maupun dengan PSK. Kita tidak tahu dampak yang akan terjadi nanti karena semua kebijakan akan mempunyau dampak positif dan negativ

http://www.psychologymania.com/2012/06/pengertian-seks-bebas.html

http://www.suara-islam.com/read/index/9179/Inilah-Bukti-Ilmiah-bahwa-Kondom-100-Persen-tidak-Aman

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun