Mohon tunggu...
dessy arinda
dessy arinda Mohon Tunggu... -

sociologist from gadjahmada university

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Lebaran? Apa Sih Itu?

11 Agustus 2013   16:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:26 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

hari ini hari kedua lebaran..aku sudah ada di rumah karena sebelumnya aku ada di rumah mertuaku. Lebaran kali ini ada yang berbeda, bukan karena aku sudah menikah, bukan itu. Yang berbeda adalah aku tidak melakukan kegiatan yang selalu dilakukan seluruh umat Islam di dunia ketika hari kemenangannya datang, yakni Sholat Ied.

Aku sebenernya ga bisa memaknai arti dari hari besar ini. Yang aku pahami dulu waktu kecil ya cuman sekedar sebuah hari besar. Aku ga bisa merasakan kemenangan yang selalu di tayangin di iklan, ditulis di spanduk atau apalahh..karena aku cuman kosong.

Idul Fitri menurut umum adalah hari yang dinanti oleh umat Islam setelah mereka melakukan puasa selama sebulan. Namun, masyarakat Indonesia biasa melakukan tradisi "sungkeman" saling bermaaf-maafan ketika lebaran tiba. Aku tidak tau bagaimana tradisi ini bisa tejadi..aku bertanya kepada nenekku namun jawabannya tidak memuaskan yakni dari dulu sudah tradisi seperti ini. Ada lagi keunikan yang umum dilakukan di masyarakat yakni ketika menjelang lebaran, ibu-ibu sibuk membuat hidangan khas yakni ketupat dan opor kadang juga rendang dan sambal goreng. Aku lagi-lagi bertanya kepada ibuku, dan jawabnya ya cukup masuk akal


"mungkin dulu orang-orang Indonesia hidup dalam perekonomian yang jelek sehingga mereka menggunakan momen lebaran untuk makan enak. Daging ayam dianggap sebagai sesuatu yang mewah mungkin. apapun ddilakukan untuk menyantap opor ayam"


menurutku jawaban ibuku bisa diterima. Kalau aku berfikir dengan teori interkasionisme simbolik, bisa jadi ayam dan ketupat mempunyai nilai dan makna tertentu. Bisa jadikan ayam dab beras melambangkan sebuah kelas sosial (jaman dulu). Aku tidak mencoba untuk merendahkan kelas pekerja namun siapa kira sih saat jaman pemerintahan Soekarno, Indonesia mengalami inflasi yang tinggi dan banyak sekali rakyaat miskin. hanya penduduk kelas atas yang bisa menikmati hidangan ini. Atau bisa juga dalam budaya Jawa, ketupat beras dan ayam melambangkan sesuatu.


Satu hal yang membuatku terfikir yakni hantaran parsel. Parcel merupakan sebuah bingkisan yang bisa berupa makanan, minuman atau benda. Orang-orang biasanya memberikan parcel ini kepada kerabat, saudara, mitra kerja dan orang-orang yang membutuhkan. Parcel ini kini menjadi sebuah budaya yang menurutku malah menjadi sumber dari kegengsian antarkelas. Bagi kelas atas pasti sangguplah untuk memberikan parcel ini kepada siapapun, secara mereka mempunyai perekonomian yang baik. Namun kita lihat kelas menengah, ya mereka mampu untuk membeli namun bagaimana ddengan nasib mereka seterusnya. Dalam teori cost n reward, ada maksud dibalik orang yang melakukan sesuatu. Mungkin bisa orang tersebut memberikan rasa terima kasih kepada kerabat karena jasa yang diberikan, atau bisa juga parcel tersebut merupakan alat untuk "menyogok" alias ingin mencapai tujuan lewat jalan gelap.


Ini semua hanya sekedar pemikiran seorang aku. Aku tidak punya maksudd apapun, aku hanya ingin mengeluarkan pendapat-pendapatku saja..Thank's :)


Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun