Mohon tunggu...
Byanda Lutfi Hawa
Byanda Lutfi Hawa Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Halo! Mari bertukar pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menuju Jakarta ke-496: Kilas Balik Wajah Jakarta

16 Juni 2023   09:00 Diperbarui: 16 Juni 2023   09:01 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: GetYourGuide.com

Jakarta merupakan kota metropolitan yang memainkan peran penting dalam sejarah dan perkembangan negara Indonesia. Sebagai pusat politik, ekonomi, dan budaya, Jakarta terus melakukan perkembangan seiring waktu.

Jakarta bermula dari pelabuhan kecil di estuari sungai Ciliwung sekitar 500 tahun yang lalu. Lambat laun, pelabuhan kecil ini bertransformasi menjadi pusat perdagangan internasional yang mempertemukan ragam bangsa di dunia.

Sejarah tentang Jakarta tercatat oleh para pengembara Eropa di abad ke-16. Kala itu, Jakarta marak disebut sebagai Kalapa, yang merupakan pelabuhan utama kerajaan Sunda. Pelabuhan yang turut menjadi pusat perniagaan Portugis kala itu diserang oleh Pangeran Fatahillah pada 22 Juni 1527. Sejak itu, Pangeran Fatahillah mengganti nama Sunda Kalapa menjadi Jayakarta dan hingga kini tanggal penyerangan tersebut diperingati sebagai HUT Kota Jakarta.

Perayaan HUT Kota Jakarta diadakan setiap tahunnya untuk melihat kembali perjalanan panjang kota ini pada tiap-tiap perkembangan dan prestasinya, sekaligus mengenang dan menghargai perjuangan para pendahulu dalam membangun dan memajukan Jakarta.

Sejak Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945, Jakarta menjadi pusat kegiatan politik dan pemerintahan pada masa awal kemerdekaan. Kemudian secara resmi pada tahun 1966 Jakarta menjadi Ibu Kota Negara Indonesia dan berkembang pesat seiring dengan dibangunnya sentra industri, bisnis dan perdagangan, berbagai infrastruktur untuk rantai logistik dan transportasi, hingga pusat-pusat hiburan dan perbelanjaan.

Jika kita melihat kilas balik wajah Jakarta dari masa ke masa, Jakarta sudah mengalami kemajuan dari berbagai aspek. Peningkatan infrastruktur transportasi merupakan salah satu pencapaian paling penting. Pembangunan jalan tol, jalur MRT, dan sarana transportasi lainnya telah dimulai oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Dalam hal ini telah meningkatkan mobilitas penduduk di seluruh kota menjadi semakin mudah dan mengurangi kemacetan lalu lintas.

Melansir data dari TomTom Traffic Index Ranking Selama empat tahun terakhir, tingkat kemacetan di Jakarta menurun. Jakarta sempat menempati peringkat 10 pada 2019 dan 31 pada 2020. Bahkan, pada tahun 2018 dan 2017, Jakarta dianggap sebagai kota termacet di dunia dengan tingkat kemacetan 61%. Pada tahun 2021, DKI Jakarta menempati urutan ke-46 dari 404 kota yang dievaluasi dari 58 negara di enam benua, dengan indeks kemacetan 34%. Dari data tersebut dapat dilihat penurunan tingkat kemacetan yang sangat signifikan.

Selain itu, berbagai upaya pun telah diambil oleh Pemprov DKI Jakarta untuk mengatasi banjir yang sering melanda kota. Infrastruktur penanganan air telah diperbarui dan proyek drainase telah dimulai. Untuk mengontrol aliran air selama musim hujan, sistem pompa yang lebih baik dan waduk baru pun telah dibangun. Seperti halnya pembuatan Ruang Limpah Sungai di beberapa titik di Jakarta guna menampung aliran air berlebih saat musim penghujan, atau program lain yang menunjang. Sudah bisa kita rasakan bersama juga bahwa bencana banjir dari tahun ke tahun semakin berkurang, khususnya bagi daerah yang "langganan" terimbas banjir. Jika melihat data yang dilansir dari https://databoks.katadata.co.id/ terdapat adanya penurunan jumlah RW terdampak banjir pada tahun 2020 sebanyak 1052, turun menjadi hanya 308 RW yang terdampak banjir di tahun 2021. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa penanganan banjir Jakarta berhasil ditangani dengan cepat dan mengalami penurunan yang cukup signifikan.

Selain peningkatan infrastruktur, menurunnya tingkat kemacetan dan wilayah yang terdampak banjir, Jakarta juga telah aktif dalam mengembangkan sektor ekonomi dan pariwisata. Pemerintah DKI Jakarta telah mengundang investor dalam berbagai sektor, termasuk teknologi, manufaktur, dan industri kreatif. Dalam hal ini juga telah menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi kota. 

Pemulihan ekonomi DKI Jakarta terus berlanjut pada triwulan IV tahun 2022. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah DKI Jakarta mencatat, ekonomi Provinsi DKI Jakarta tumbuh sebesar 4,85% dibandingkan triwulan IV tahun 2021. Sedangkan jika dibandingkan dengan triwulan III tahun 2022 tumbuh sebesar 2,69%. Kondisi perekonomian tahun 2022, tumbuh 5,25% dibandingkan tahun 2021. Hal tersebut memberikan sinyal positif bagi perkembangan kondisi ekonomi Provinsi DKI Jakarta. Hal ini juga ditandai dengan semakin naiknya jumlah UMKM di ibu kota mencapai 289.370 UMKM, yang saat ini sudah terdaftar dan terbina menurut Kepala Biro Perekonomian dan Keuangan Pemprov DKI Jakarta yang dilansir pada https://www.viva.co.id.

Jakarta juga menjadi tujuan wisata yang menarik dengan adanya pengembangan tempat wisata baru, revitalisasi kawasan bersejarah, dan penyelenggaraan acara-acara budaya dan seni yang menarik. Misalnya, Jakarta telah memperluas penyediaan Ruang Terbuka Hijau. Berdasarkan data Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta, ada 2.566 RTH dengan luas lebih dari 1.800 hektar pada tahun 2021. Mayoritas RTH tersebut berbentuk taman, yakni 1.466 unit. Beberapa taman di ibu kota yang terkenal, antara lain Tebet Eco Park, Taman Suropati, dan Taman Menteng. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun