Mohon tunggu...
CYSAKAREN DIVAPRATIWI
CYSAKAREN DIVAPRATIWI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Be yourself

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Workshop Peer Editing Cerpen Berbasis Wayang dalam Rangka Sosialisasi Budaya

31 Agustus 2023   15:04 Diperbarui: 31 Agustus 2023   15:07 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

           Seni Wayang Kulit Indonesia memiliki keunikan dan ciri khas tersediri yang sudah dikenal secara luas oleh dunia internasional. Bahkan sejak tahun 2008, UNESCO sebagai organisasi internasional yang bergerak pada bidang pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan telah mengakui Teater Wayang dalam Daftar Representatif Warisan Budaya Takbenda . Bukan tanpa alasan, setiap kisah dari wayang sarat akan makna hidup yang dapat dipetik seperti pembelajaran akan kepahlawanan dan kejujuran.

Namun sayang sekali, para anak muda Indonesia lebih menyukai budaya lain yang dianggap lebih modern dan menarik, sehingga eksistensi seni wayang kulit semakin terpinggirkan. Dengan demikian, sebagai solusi dari masalah tersebut, Program Studi Magister Kajian Sastra dan Budaya (MKSB) UNAIR mengadakan Pengabdian Masyarakat dalam bentuk Workshop Peer Editing Cerita Pendek Berbasis Wayang untuk membuat wayang lebih dikenal oleh generasi muda masa kini melalui karya tulis yang layak terbit. Bekerjasama dengan Komunitas Wayang Sarip dan Dewan Kesenian Sidoarjo, mengajak para pemuda untuk revitalisasi budaya tradisional wayang yang bertujuan untuk menerbitkan cerita pendek berbasis kisah wayang.

            Pentingnya peer editing oleh rekan sejawat ditekankan sebagai pendekatan kolaboratif untuk meningkatkan kemahiran menulis, menumbuhkan pemikiran kritis, mendorong penilaian diri, meningkatkan percaya diri, dan mengembangkan bakat komunikasi yang efektif. Konsep wayang, sebuah bentuk teater boneka tradisional, berfungsi sebagai elemen pemersatu untuk narasi individu peserta.

Acara ini dilaksanakan sebanyak dua kali di tempat yang berbeda, yakni pada hari Kamis, 17 Juni 2023 di Dewan Kesenian Sidoarjo dan pada hari Senin, 26 Juni 2023 di FIB UNAIR dengan total 8 sesi. Peserta adalah para pemuda yang direkrut oleh Komunitas Sastra Wayang Sarip di Desa Terung Kulon, Krian, Sidoarjo. Kegiatan peer editing review yang diadakan di Ruang Herodotus, Fakultas Ilmu Budaya, UNAIR, ini dilakukan dengan metode One on One Consultation, yaitu para peserta berkonsultasi dengan narasumber secara satu per satu agar mendapatkan arahan yang lebih intensif dan sesuai dengan kebutuhan masing-masing peserta. Narasumber utama dalam workshop ini datang dari pakar wayang dan pakar menulis kreatif dari Universitas Airlangga yang sudah terbiasa mengajar mata kuliah penulisan kreatif maupun melakukan penelitian tentang proses belajar mengajar maupun pengembangannya. Pembahasan dalam workshop akan terbagi menjadi 2 yaitu tentang pengetahuan editing serta teknik-teknik dalam editing.

          Setelah melalui berbagai proses, akhirnya terkumpul 13 naskah cerita pendek berbasis wayang untuk diedit dan dipersiapkan agar dapat diterbitkan. Para peserta menunjukkan peningkatan dalam kemampuan berpikir kritis dan penilaian diri, serta menunjukkan keterlibatan mereka dalam proses penulisan. Selain itu, kepercayaan diri dalam menulis pun juga meningkat melalui upaya kolaboratif dan mengasah kolaboratif, yang tentunya juga sesuai dengan keterampilan komunikasi yang relevan dalam konteks era digital. Acara ini menekankan potensi kerja sama dalam menumbuhkan pemikiran kritis dan meningkatkan kemampuan menulis dengan mengintegrasikan warisan budaya dengan pendekatan kontemporer, sehingga mempromosikan pengembangan dan pemberdayaan peserta secara keseluruhan. Terlibat dalam kegiatan pelatihan seperti ini tidak hanya berfungsi sebagai sarana untuk meningkatkan kemampuan menulis para peserta, tetapi juga menumbuhkan keterlibatan peserta dan mempercepat proses pembelajaran aktif.

         Diharapkan selain bentuk karya tulis yang diterbitkan, para peserta juga dapat merasakan pengalaman dalam melakukan reproduksi budaya wayang dengan menulis ulang kisah-kisah wayang ini menjadi lebih interaktif dan kekinian. Proses reproduksi kisah wayang ini juga menjadi bentuk partisipasi aktif generasi muda dalam menumbuhkan rasa kedekatan mereka dengan seni wayang agar tidak semakin terkikis oleh zaman.

Penulis: Cysakaren Diva Pratiwi

Mahasiswi Bahasa dan Sastra Inggris

Fakultas Ilmu Budaya -  Universitas Airlangga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun