Mohon tunggu...
CYSAKAREN DIVAPRATIWI
CYSAKAREN DIVAPRATIWI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Be yourself

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Susah Beradaptasi dengan Lingkungan Baru? Yuk Pahami The Behaviorism Theory!

9 Juni 2022   11:51 Diperbarui: 9 Juni 2022   12:06 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Manusia sebagai makhluk sosial akan selalu membutuhkan orang lain untuk bisa bertahan hidup. Ketika datang ke lingkungan yang baru, keharusan untuk bisa beradaptasi adalah hal yang tidak boleh diabaikan. Namun, hal tersebut menjadi sebuah tantangan tersendiri. Mobilisasi yang harus dilakukan dalam setiap fase kehidupan pun akhirnya mengharuskan kita untuk bisa beradaptsi dengan lingkungan yang baru. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa lingkungan yang baru tidak selalu sesuai dengan kondisi kita. Entah itu di lingkungan pertemanan, pendidikan, atau pekerjaan. Tidak mudah dalam berusaha untuk blend-in dengan lingkungan sekitar terutama yang masih terkesan asing bagi kita. So, bagaimanakah solusinya?.

Seorang ahli psikologi asal Amerika Serikat, John B. Watson, terkenal akan satu teori yang ia terbitkan dalam karyanya Psychology as the Behaviorist Views it yang ia dedikasikan kepada Universitas Kolumbia pada tahun 1913. Teori itu bernama The Behaviorism Theory atau Teori Perilaku. 

Berikut ada 3 metode yang berbasis dari The Behaviorsm Theory yang bisa kita terapkan supaya kita bisa lebih terbuka dan tidak gagal beradaptasi:

1. Learning through Association

Metode ini menjelaskan tentang pentingnya pemberian stimulus dalam setiap usaha yang kita lakukan. Jika ingin bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar, kita bisa menstimulasi diri dengan cara menumbuhkan keberanian.

Berani untuk memulai percakapan, berani meminta tolong jika membutuhkan bantuan, berani bertanya kepada orang yang lebih ahli, hingga tidak lagi malu untuk memperkenalkan diri sendiri.

Stimulus dapat menjadi sebuah dorongan bagi kita agar lebih semangat dan yakin untuk menyelesaikan tantangan dan masalah yang ada di depan mata.

2. Sistem Reward and Punishment

Metode ini sudah tidak terdengar asing lagi di telinga kita, yakni sistem Reward and Punishment. Kenyataannya, sistem ini bukan hanya bisa digunakan ketika kita berhasil atau tidak dalam menyelesaikan sebuah tugas atau pekerjaan saja. Tetapi juga mampu kita terapkan dalam mencoba blend-in dengan lingkungan baru. Nah, menarik kan?.

Contohnya jika kita hari ini kita berhasil presentasi di depan umum dengan baik padahal memiliki pribadi yang tertutup, apresiasilah dirimu dengan melakukan hal yang disukai atau membeli barang yang diinginkan sebagai sistem reward. Begitupun sebaliknya, jika belum berhasil menggapai target pada hari itu kita bisa menunda terlebih dulu hal yang ingin dilakukan atau membeli sesuatu sebagai bentuk punishment. 

3.  Aversion Therapy

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun