Setelah mempelajari modul 1.1 tentang filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara dan modul 1.2 tentang Nilai dan Peran Guru Penggerak dalam mengikuti program guru penggerak angkatan 6 ini pada modul 1.3 saya kembali di beri kesempatan untuk belajar mengenai Visi guru penggerak. Â
Pada refleksi dwi mingguan modul 1.3 ini saya menggunakan model refleksi 4c (Connection, challenge, concept, change). Dikutip dari Modul Pendidikan Guru Penggerak - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (April 2022) terkait Model Refleksi Dwi Mingguan_CGP, bahwa " Model ini dikembangkan oleh Ritchhart, Church dan Morrison (2011). "
Connection
Sebagai guru merupakan sebuah profesi yang sangat mulia karena dari guru akan melahirkan berbagai profesi lainnya. Karena guru adalah pondasi awal lahirnya profesi lain maka guru tidak akan pernah berada pada zona nyaman dalam pembelajaran. Guru harus kreatif, harus punya banyak inovasi sehingga proses pembelajaran yang ia laksanakan dapat menjawab kebutuhan belajar murid. Untuk dapat mewujudkan mimpi-mimpi itu maka sebagai seorang guru tentu mempunyai visi terkait apa yang menjadi target inovasi. sebagai seorang calon guru penggerak visi saya adalah melaksanakan proses pembelajaran berbasis digital yang terlaksana secara  offline saat siswa berada di sekolah dan online saat siswa berada di rumah. Langkah awal untuk mewujudkan visi tersebut saya harus menjalankan nilai guru penggerak yang kedua yakni mandiri. Sebagai seorang calon guru penggerak saya harus menanamkan dalam diri saya semangat untuk belajar sepanjang hayat. Selain itu saya juga harus berani untuk melakukan aksi dan memulai sebuah perubahan.Â
Challenge
Selama menjalankan tugas sebagai seorang guru, ada beberapa perubahan yang telah saya laksanakan. Perubahan yang dilaksanakan tanpa ada sebuah perencanaan yang matang sehingga cenderung tidak sesuai dengan harapan. Dalam modul 1.3 ini pada aktivitas 1.3.a.4 bagian ketiga di jelaskan bahwa untuk mewujudkan visi serta melakukan perubahan positif dibutuhkan sebuah pendekatan yang menjadi alat untuk mencapai tujuan tersebut. Hal ini sudah tentu sangat kontradiksi dengan apa yang selama ini saya lakukan.
Concept
Sebagai pemimpin perubahan dengan mempelajari modul 1.3 terkait pendekatan Inkuiri Apresiatif (IA) yang mana merupakan sebuah pendekatan yang berbasis kekuatan dan kolaboratif dengan berlandaskan prinsip psikologi positif dan pendidikan positif.
Pendekatan IA ini mengingatkan saya pada sapu lidi, sebatang lidi akan sangat mudah di patahkan dan tidak berarti apa-apa, tetapi jika lidi-lidi itu di kumpulkan menjadi sebuah sapu, maka ia akan menjadi sangat kuat dan bermanfaat yakni, menjadi sarana utama dalam menjaga kebersihan lingkungan.Â
Penerapan pendekatan IA dimulai dengan mengidentifikasi hal-hal baik, mencari cara untuk mempertahankan hal baik tersebut, dan memunculkan strategi untuk mewujudkan perubahan ke arah yang lebih baik lagi. Dalam penerapan IA sebagai pendekatan manajemen perubahan terdapat beberapa langkah-langkah atau tahapan yang dikenal dengan istilah BAGJA yang meliputi Buat pertanyaan utama, Ambil Peran, Gali mimpi, Jabarkan rencana, dan Atur eksekusi.
Change