Pesona keindahan Suroloyo memiliki banyak mitos. Tempat ini berada pada puncak tertinggi Perbukitan Menoreh yang terletak di Dusun Keceme, Desa Gerbosari, Kecamatan Samigaluh, kurang lebih 45 km dari Kota Yogyakarta ke arah barat laut. Dari tempat ini Anda bisa menikmati sejuknya udara perbukitan dan panorama indah yang menghampar dari perkebunan teh yang berada di bawahnya.
Tempat ini memiliki tradisi rutin tahunan,yaitu memandikan pusaka yang diyakini bertuah (jamasan pusaka) setiap tanggal 1 Suro atau 1 Muharam. Pusaka yang diterima dari Kraton Yogyakarta itu berwujud tombak dan payung yang bernama; Tombak Kyai Manggolo Murti dan Songsong Kyai Manggala Dewo. Dalam ritualnya, pusaka itu dikirab keliling desa sebelum dibawa ke Sendang Kawidodaren, tempat upacara jamasan ini berlangsung. Selain pusaka, kirab ini disertai pula dengan gunungan hasil bumi. Kirab yang berlangsung meriah ini selama dalam perjalanan diiringi oleh tetabuhan alat musik tradisional. Kirab berakhir di Sendang Kawidodaren, kemudian diadakan ritual pemandian pusaka. Setelah pusaka dijamasi, maka gunungan yang menjadi wujud syukur atas kelimpahan rejeki itu diarak menuju tegal Kepanasan. Seketika itu pula gunungan yang terbuat dari aneka sayuran dan hasil bumi itu diperebutkan oleh warga.
Makna dari ritual ini adalah ungkap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan keinginan untuk terus tetap membersihkan diri baik secara lahir maupun batin. Selain Puncak Suroloyo dan Ritual jamasan pusaka, di tempat ini juga terdapat Tegal Kepanasan, Sendang Kadewatan, Pertapaan Mintorogo dan Pertapaan Kaendran. Sejumlah tempat itu banyak dikunjungi peziarah yang berharap mendapatkan kemudahan dalam menjalani hidup, mulai dari masalah perjodohan, rezeki, hingga kedudukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H