Bogor -Kunjungan siswa-siswi SMA IT AL-MADINAH kelompok 14 ke desa Ciasihan, kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor.
Kurikulum Merdeka Belajar, hal yang sudah tak asing lagi didengar. Kurikulum yang meniadakan UTS (Ujian Tengah Semester) dan menggantinya dengan projek. Di projek kali ini, kelas X, XI, dan XII SMA IT AL-MADINAH melakukan projek bertema ‘Kearifan Lokal’. Sesuai dengan namanya, siswa-siswi ditugaskan untuk mengulik suatu kearifan lokal di daerah yang telah ditentukan. Kelompok beranggotakan 12 orang ini berkedapatan untuk mengulik Desa Ciasihan, Kecamatan Pamijahan dibawah pengawasan ibu Eka Wulandari S.Pd. selaku fasil kelompok 14.
Desa Ciasihan merupakan desa wisata yang terkenal dengan tempat healing nya. Meski begitu, mereka tidak lupa dengan kearifan lokal yang dimiliki, Celempung adalah salah satunya. Celempung merupakan alat musik dari bambu yang dimainkan dengan cara dipukul dan ditabuh. “Dulu disini belum ada kesenian, jadi celempung ini dibuat sama bapak-bapak yang nge-ronda malem. Dari pada bosen nunggu pagi, dibuatlah celempung yang awalnya hanya kentungan biasa, tapi semakin lama jaman makin modern, dibuatlah celempung ini dengan fungsi yang masih sama, biasanya untuk mengiringi shalawat atau dangdut di acara hajatan gitu dek” jelas pak Abeng, salah satu tokoh dibalik pembuatan celempung. 15/10/23
ibu Lilih N, S.IP selaku kepala desa beserta perangkat nya, pak Eman Sulaeman berperan penting dalam projek kali ini karena memfasilitasi kelompok 14 untuk mengeksplor desa seperti mengantar dan menghubungkan kelompok 14 pada pak Marta selaku ketua RW yang menyediakan tempat menginap.
“Pesan dan kesan nya sih kegiatan projek p5 ini sangat seru dan banyak tantangan nya, jujur projek kali ini lumayan bikin pusing hahaha. Saya juga jadi tahu karakteristik teman-teman saya. Ada yang ‘kebo’, tengil, pendiem, dan masih banyak lagi. Semoga projek kali ini bisa bermanfat buat anggota kelompok 14, bisa dibilang seru juga karena kita langsung mendatangi dan menginap di desa yang kami eksplor. Semoga makin kompak lagi, dan bisa melestarikan budaya sunda dari desa Ciasihan kemarin” tutur Daffa Alfath, ketua kelompok 14.
Harapan kami untuk desa Ciasihan, semoga celempung dan kearifan lokal disana tidak akan pernah hilang ditelan peradaban. Semakin berkembangnya zaman celempung harus semakin terkenal pula ketenaran nya, sehat selalu pak Marta, pak Abeng dan tim celempung lainnya, sampai bertemu di lain kesempatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H