Sejak anak berusia 2-4 tahun yang telah mulai diperkenalkan pada buku-buku bergambar (dikutip dari schoolofparenting.id). Ketika dewasa, otak manusia juga memproses konten visual 60.000 kali lebih cepat daripada konten yang berbentuk teks (dikutip dari visualstorytell.com).
Pengertian Visual Storytelling
Tony Capputo (1996) mengatakan visual storytelling sebagai bentuk dari sebuah seni dalam menceritakan sebuah peristiwa, yang berkaitan dengan unsur hiburan maupun pendidikan dengan menggunakan konsep citra sekuensial, yakni rangkaian gambar-gambar yang ditampilkan secara beruntun dan memberikan kesan kepada publik, seolah-olah sedang melihat gambar yang bergerak (Sinta sari.,dkk : 2015, hal 673). Melalui hal ini dapat dilihat bahwa visual storytelling sebagai alat yang digunakan untuk membantu membangun imajinasi manusia atas penggambaran dari sebuah persitiwa atau informasi.
Mengapa Visual Storytelling?
 Terdapat beberapa alasan lain yang menjelaskan pentingnya seorang individu menyajikan informasi yang dimiliki dengan menggunakan konsep visual storytelling menurut Dan Roam, yakni:
1. Visualization Is Our Oldest Technology
Sejak 32000 tahun yang lalu, penggunaan konsep visualisasi telah digunakan oleh nenek moyang Bangsa Indonesia dalam menulis cerita kehidupan mereka. Gambar-gambar seperti kuda, harimau, badak, dan manusia merupakan contoh-contoh gambar yang dibuat oleh leluhur Bangsa Indonesia berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki saat itu, yang kemudian mengalami evolusi menjadi bahasa setelah 27000 tahun kemudian.
2. Visualization Is Our Newest Technology