Mohon tunggu...
Erika
Erika Mohon Tunggu... Lainnya - .

.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Industri Pariwisata dalam Hubungan Internasional

3 Januari 2022   10:50 Diperbarui: 3 Januari 2022   11:01 5849
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

           Studi Ilmu Hubungan Internasional adalah suatu ilmu yang memiliki cakupan yang sangat luas, seperti politik, ekonomi, hukum, dan sosial budaya. Dalam perkembangan Ilmu Hubungan Internasional yaitu pariwisata. Pariwisata merupakan sektor yang berpotensi untuk di kembangkan dan berkomponen dalam bidang industri yang dapat membantu manyumbang terhadap pertumbungan ekonomi. Hal ini terdapat sebuah potensi tentang perkembangan pariwisata internasional yang dapat menjadi strategis untuk pembangunan ekonomi negara berkembang maupun negara maju. Pada tahun 1970, World Tourism Organization (WTO) menyetujui dan organisasi lainnya dalam bertanggung jawab terhadap pada isu-isu pariwisata. Dimana pariwisata telah diperkenalkan dalam industri serta adanya saling pengembangan, pengertian masyarakat dan adanya sebuah interkasi budaya antar bangsa. Pariwisata mempunyai kemampuan dalam faktor penunjang yang dapat membentuk interaksi manusia antar negara di dunia internasional dengan dapat menciptakan suasana yang damai dalam pembangunan berkelanjutan yang mampu ditingkatkan. World Tourism Organization (WTO) memliki sebuah tujuan dalam mengembangakan dan mempromosikan pariwisata dengan beberapa pertimbangan seperti pemahaman internasional, pengembangan ekonomi, mengormati secara universal mengenai Hak Asasi Manusia (HAM) dan kebebasan atas dasar membedakan ras, perdamaian, pengembangan Sumber Daya Manusia (SDA) serta peningkatan jumlah wisatawan di dunia, dan pariwisata menekankan terhadap nilai-nilai moral masyarakat dan budaya.

            Pada potensi perkembangan pariwisata internasional dapat berfungsi sebagai komponen strategis terhadap pembangunan negara yang sedang berkembang ataupun negara maju. Berbicara tentang pariwisata sama seperti halnya membahas mengenai globalisasi, karena pada dasarnya pariwisata dibilang cukup luas maupun tidak mengenal tingkat batas wilayah-wilayah. Pariwisata yang merupakan salah satu dari komponen globalisasi dianggap sebagai salah satu faktor arus dalam jaringan ekonomi global. Dimana sektor pariwisata dapat mendorong dalam penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi (Nizar, 2011). Dorongan tersebut muncul karena mempunyai keterkaitan secara langsung ataupun tidak langsung dengan jumlah industri lain pada perekonomian. 

Komponen yang mempunyai keterkaitan lansung dengan kegiatan pariwisata seperti operator wisata, agen perjalanan, restoran dan lain-lain, sedangkan yang sifatnya tidak lansung yaitu seperti transportasi, budaya, perbankan dan layanan lain yang dapat dibutuhkan dalam mendukung kegiatan perjalanan dan pariwisata. Maka pariwisata dapat menjadi salah satu wadah globalisasi yang dapat menjanjikan yang dapat menekankan pada daya tarik lokalisasi dan karakteristik. Dengan mempunyai dampak pada perekonomian negara, dapat menyebabkan pariwisata menjadi objek topik diplomasi yang berdasarkan pariwisata. Maka dengan hal itu secara bertahap dapat terciptanya wadah perjanjian dan kesepakatan internasional. Dimana suatu wisatawan harus berkunjung ke kedutaan agar bisa memasuki negara lain, dan pemerintah sudah memberikan pilihan berbeda terhadap duta besar mereka sebagai perwakilan tertinggi mereka, sehingga secara tidak langsung ataupun langsung mereka memperankan peran penting dalam penerimaan wisatawan. Oleh karena itu, para petinggi atau duta besar merencanakan berbagai komponen masalah eksternal, internal serta regional wisatawan dengan hubungan internasional dan diplomasi karena hal itu akan mempunyai dampak yang cukup kuat pada masalah politik, budaya, ekonomi dan sosial (Moravej Khorasani, Bi ta).

            Perkembangan pariwisata diberbagai negara membutuhkan penggunaan diplomasi ekonomi pada umumnya dan khususnya diplomasi pariwisata. Kementrian Luar Negeri berdedikasi dalam pengarahan hubungan ekonomi luar negeri, termasuk pada pengambilang keputusan negosiasi eksternal dan keputusan internal. Penyaluran dan pengarahan kegiatan diplomatik dapat mendukung ekspansi asing. Sehingga diplomasi ekonomi dapat diartikan bahwa penggunakan politik luar negeri untuk mencapai tujuan ekonomi dalam negeri (Faraji Rad, 2004). Pada sistem diplomasi negara mempunyai posisi yang terhormat dan unik terkait dengan lembaga dan organisasi lain dengan kategori pariwisata yang cukup penting. Dimana pariwisata internasional merupakan salah satu bentuk pariwisata yang cukup signifikan yang mempunyai hubungan signifikansi, secara tidak langsung atau langsung dengan sebuah keputusan Departemen Luar Negeri. Maka diplomasi pariwisata dapat diartikan menyalurkan, membimbing, memfasilitasi hubungan internasional dan wadah industri pariwisata. Oleh karena itu, peningkatan, pengembangan, penciptaan dan pendalaman hubungan geopolitik dengan pasar pariwisata dan negara-negara tengga dan lainnya di berbagai belahan dunia dianggap sebagai dari prioritas hubungan internasional dan diplomatik bersama diplomasi ekonomi pada umumnya serta adanya peningkatan kapasitas terhadap bidang industri pariwata tertentu.

            Maka hal ini dapat disimpulkan bahwa industri pariwisata pada beberapa komponen dimensinya tergantung pada kebijakan pemerintahan. Industri mempunyai peran penting terhadap pembangunan politik, perdamaian serta pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Pembangunan ekonomi kepariwisataan yang berada pada naungan keputusan politik pemerintah, sehingga pengembangan diplomasi pariwisata serta pelaksanaanya dapat menuju pada kedatangan wisatawan dan lain-lain. Sehingga, tujuan dari diplomasi yaitu melindungi kepentingan negara dalam hubungan dengan negara lain serta mengembangan hubungan dengan negara-negara di belahan dunia. Dalam hal ini juga,  suatu negara tetangga berperan penting dalam menjamin perkembangan ekonomi, politik, kemanan nasional serta pengembangan hubungan timbal balik. Maka diplomasi pariwisata maupun diplomasi ekonomi adanya sebuah keterkaitan satu sama lain terhadap teori dalam hubungan internasional dalam hal sektor pariwisata.

Referensi

Nizar,Afdi.(2013)."Pengaruh Pariwisata Terhadap Perdagangan Internasional Di Indonesia" Peneliti pada Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan RI

Shojaifer, Jalalpour.(2014)"The Tourism Industry and The International Relations" World J Environ Biosci, 2017, 6, (SI):68-72

Shikhrezaei, Nategian.(2017)"The Relation between International Tourism and Economic Growth" Shakouri et al., J Tourism Hospit 2017, 6:4 DOI: 10.4172/2167-0269.1000295

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun