Mohon tunggu...
Cynthiya navthalijohan
Cynthiya navthalijohan Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi berenang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Boys Love Saat Ini Mendapatkan Popularitas di Kalangan Wanita Tidak Hanya di Thailand tetapi di Seluruh Dunia

16 Juni 2022   20:00 Diperbarui: 16 Juni 2022   20:06 1200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kemajuan teknologi yang menyebabkan perubahan globalisasi memunculkan berbagai media baru di seluruh dunia. Dengan berkembangnya teknologi dan informasi menyebarnya budaya terjadi dengan secara instan dan sangat cepat. Film adalah salah satu bentuk produk yang digunakan dalam menyebarkan berbagai budaya populer. Film dengan genre Boys Love (BL) adalah salah satunya.
BL sebenarnya sudah terkenal dari tahun 1970-an. Pada waktu itu BL muncul di Jepang dan dengan cepat menjadi populer disana. BL lebih berfokus tentang kisah hubungan romantis laki-laki dengan sesama jenisnya dengan berbagai level vulgaritasnya, mulai dari bergandeng tangan, ciuman, hingga berhubungan seksual. BL di Jepang dikenal dengan istilah shounen ai (manga yang bercerita tentang cinta laki-laki). Manga yang memiliki genre BL biasanya secara terang-terangan memberikan narasi tentang kisah cinta laki-laki homoseksual.
Selain manga dari Jepang, ada juga negara di Asia Tenggara yang membuat series film dan film yang bertemakan Boys Love (BL). Thailand adalah salah satu negara yang banyak mengangkat tema ini. Salah satu film asal Thailand bertemakan Boys Love (BL) berjudul “2gether”. Serial “2gether” ini sempat menjadi trending di Indonesia, drama yang menceritakan tentang cinta lama yang bersemi kembali antara Sarawat dan Tine saat SMP dan berjumpa kembali saat masa perkuliahan yang membuka kesempatan Sarawat untuk memperjuangkan cintanya.
Thailand sekarang lebih banyak menggunakan genre ini untuk sebagian besar film yang dibuatnya karena mereka menganggap bahwa genre ini berbeda dengan genre lainnya. Thailand membuat suasana baru dengan memainkan beberapa aktor yang menarik minat wanita untuk menonton film mereka. Dengan hubungan romantis terhadap sesama jenis, Thailand secara tidak langsung mendukung kaum feminisme LGBT.
BL termasuk kedalam budaya populer, hal ini dibuktikan dengan setelah trendingnya 2gether the series, produser dari series tersebut langsung menciptakan film dari 2gether the series. Pemain dari 2gether juga mendapatkan dampak dari kesuksesan ini, Bright Vachirawit dan Win Mentawin mendapatkan banyak tawaran iklan dan drama. Dengan kesuksesan masif yang diterima oleh 2gether, banyak series Thailand lainnya yang mengusut tema BL. Bukan hanya di Thailand, karena diterimanya 2gether oleh masyarakat dunia korea juga mulai memproduksi series BL. Selain itu film ini juga menarik dan memikat banyak masyarakat Indonesia karena kisah romantis yang beda dari film romantis saat ini. Karena film series Thailand tadi mendapatkan keuntungan yang cukup besar, banyak negara lain yang saat ini ingin mencoba membuat film dengan tema BL.
BL sendiri mempunyai banyak penggemar, terutama di media sosial. Hal ini dibuktikan dari terbentuknya beberapa akun fan community BL di media sosial, terutama akun yang kontennya berisi tentang 2gether series. Dengan munculnya komunitas BL di media sosial (Twitter) ini membuktikan bahwa BL menjadi budaya populer bukan hanya di Asia Tenggara, melainkan seluruh dunia. Selain itu BL bisa dikatakan budaya populer karena secara tidak langsung masyarakat yang menyukai sesama jenis saat ini lebih berani mengatakan bahwa mereka adalah LGBT.

Dari uraian di atas terdapat beberapa hal yang perlu diberikan perhatian khusus. Pertama adalah definisi budaya populer, jika disimpulkan dari beberapa ahli budaya populer adalah budaya yang diproduksi secara massal, disukai dan dapat dinikmati oleh banyak orang tanpa memperhatikan latar belakang orang. Produk budaya populer dapat berupa film, olahraga, konser, festival, dan lain - lain.Kedua, perbedaan budaya populer dengan budaya lainnya. Budaya populer berbeda dengan budaya rakyat, meskipun keduanya melibatkan massa budaya rakyat tetap berorientasi lokal dan non-komersial dan bersifat stabil sedangkan budaya populer selalu bersifat baru dan cenderung menjadi ancaman bagi budaya rakyat.
Ketiga, terbentuknya budaya populer. Terdapat dua faktor penting dalam terbentuknya budaya populer. Faktor pertama adalah urbanisasi, orang-orang pedesaan yang mulai tinggal di kota menemukan keberagaman budaya dimana orang-orang yang beragam ini akan melihat diri mereka sebagai 'kolektivitas' sebagai hasil dari bentuk ekspresi yang umum, atau populer. Faktor kedua adalah industrialisasi, perkembangan teknologi, transportasi, pendidikan dan kesehatan memiliki kontribusi dalam terbentuknya budaya populer mulai dari media massa dan media baru yang memudahkan informasi menyebar, mobilitas yang relatif tinggi mempercepat penyebaran sebuah budaya.
Daftar Pustaka
Mubaroka, A., & Susanti, V. (2021). Media, Representasi, dan Persepsi terhadap Identitas Seksual. Communication, 12(1), 13-20.
Sianturi, S. F., & Junaidi, A. (2021). Persepsi Penggemar Pasangan Boys Love (BL Ship) terhadap Homoseksualitas. Koneksi, 5(2), 302-311.
Storey, J. (2018). Cultural theory and popular culture: An introduction. Rotledge.
Tim Delaney. (2007). Pop Culture: An Overview | Issue 64. Philosophy Now. Retrieved April 24,
2022, from https://philosophynow.org/issues/64/Pop_Culture_An_Overview

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun