Seperti anak kecil lainnya, saya dulu juga belajar berhitung. Mulai dari mengenal angka 1 sampai 10. Saya bisa dan tidak ada masalah dengan angka. Saya pun juga melewati masa dimana saya harus menghafal perkalian 1 X 1 sampai 10 X 10. Meskipun sulit akhirnya saya bisa juga menhafalkannya.
Foto dari : pelangimainan.com
Lambat laun pelajaran angka itu semakin sulit. Banyak rumus-rumus yang harus dihafalkan. Sejak saat itu, perjalananku dengan pelajaran ini agaknya terseok. Bisa akan tetapi hanya kurang cermat dan teliti. Sampai pada puncaknya ketika aku SMA, pada kelas XI aku harus memilih penjurusan kelas. Ada IPA, IPS dan Bahasa. IPA, jelas aku tidak minat untuk memilihnya karena selalu akan bertemu dan berhubungan dengan angka yang minus, angka yang menggunakan koma dan lain-lain. IPS, akan sama saja beremu dengan angka ribuan, ratusan, jutaan bahkan bisa milyaran. Akhirnya aku memilih jurusan Bahasa, bukan karena menghindari angka, tetapi karena aku berfikir di kelas itu passionku akan keluar. Dijurusan Bahasa ada pelajaran yang berhubungan dengan angka, dan aku bisa meskipun harus berusaha sekuat tenaga.
Sejak saat itu, mungkin semenjak SMP ketakutanku akan angka mulai muncul. Nilai di UAN juga tidak terlalu jelek atau tidak terlalu bagus. Biasa saja, tetapi terkadang aku malu untuk mengatakannya. Ketidakcermatanku dalam menghitung juga pernah menjadi malapetaka bagiku. Ketika saya bekerja di sebuah toko, Ibu itu akan membayar dan aku hanya salah menghitung uangnya saja, ibu itu langsung marah-marah. Saya pun kemudian meminta maaf kepada ibu itu.
Kisah tersebut, menyadarkanku kembali bahwa tak seharusnya kita takut dengan angka. Karena angka sangat vital dalam kehidupan kita sehari-hari. Misalnya, menghitung kembalian, menghitung uang dan lain-lain. Angka tak selamanya menakutkan. Kita bisa bermain dengan angka. Salah satunya, Pesulap Indonesia Joe Sandy. Dalam sulapnya dia menggunakan angka untuk bermain.
Ketakutan ini sendiri hanya tersugesti dalam diri kita sendiri. Jika kita terus menerus menghindari angka, kita juga sendiri yang akan rugi. Bahkan selamanya kita tidak bisa mengusai angka-angka tersebut. Makanya kita harus bisa membuat si angka itu menjadi sahabat kita. Kita biasakan hidup dengan angka-angka. Karena dalam dunia kerja pasti kita selalu bertemu dengan angka, apapun pekerjaan kita.
Penting bagi para orang tua, kita harus mengajarkan sejak dini angka kepada anak. Karena jika mereka mulai tidak suka dan tidak mau belajar maka kasihan masa depan mereka. Harus dipaksa karena itu sangat penting bagi mereka kelak. Beri mereka pembelajaran yang menyenangkan agar mereka tidak takut dengan angka. Buat angka itu adalah teman mereka.
Foto dari : kaskus.co.id
Belajar dan terus belajar, karena ilmu tak kenal usia. Ilmu akan terus berkembang dan ilmu akan ada jika kita mau mempelajarinya. Ilmu akan membawa kita ke peradaban yang lebih maju. Jadi, jika ingin kita ingin menjadi bangsa yang maju maka pelajarilah ilmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H