Pada tanggal 28 Oktober, Bangsa Indonesia sedang memperingati Hari Sumpah Pemuda. Kita semua kurang lebih tahu sejarah kenapa ada hari sumpah pemuda. Pelajaran ini terjadi saat saya masih SD dan kurang lebih saya ingat sejarahnya adalah pada waktu itu para pemuda kita yang terbagi-bagi dalam beberpa wilayah memiliki organisasi sendiri-sendiri misalnya, Jong Sumatra, Jong Java, Jong Ambon dan lain-lain ingin segera merdeka. Oleh karena itu, tekat para pemuda itu ingin bersatu maka diadakan kongres dan menghasilkan Isi Sumpah Pemuda yaitu :
Sumpah Pemuda
Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia
Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia
Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia
Sungguh sangat hebat dan bangga sekali semisal jika saya waktu itu bisa ikut mengucapkan hasil isi kongres dan yang disebut dengan Isi Sumpah Pemuda. Saya akan ikut berjuang membela tanah air kita tercinta ini. Dan ingin menjadikan bangsa ini menjadi yang nomer satu di mata dunia.
Foto dari : andriewongso.com
Peristiwa itu pun telah lama berlalu. Tahun 1928 tepatnya peristiwa sumpah pemuda ini terjadi, jaman sudah semakin berkembang, Indonesia juga telah merdeka berkat perjuangan pemuda dan pahlawan kita. Sekarang tahun 2012 teknologi sudah semakin canggih, dan perkembangan media juga sudah banyak, terutama perkembangan media televisi. Acara di televise juga semakin banyak, ada reality show, variety show, kuis, sinetron dan lain-lain. Dan di setiap acara tersebut sekarang pasti mereka memiliki managemen penonton. Dimana ada seorang agen yang menawarkan kepada seorang produser sebuah acara, apakah mereka membutuhkan penonton atau tidak ? Jika iya, agen tersebut bisa mengoordinir penonton. Atau mengkin sebaliknya produser tersebut yang mencari agen dan menyatakan bahwa program mereka membutuhkan penonton.
Itu memang bisnis dalam dunia pertelevisian. Akan tetapi, ada yang saya herankan terhadap pemuda yang menjadi penonton tersebut. Karakter mereka mayoritas adalah karakter pemuda yang tidak seperti laki-laki alias bahasa yang sering kita dengar adalah ngondek atau melambai dan arti lainnya bisa juga adalah perilakunya seperti kebanci-bancian atau seperti perempuan. Kodrat mereka terlahir adalah laki-laki seharusnya perilaku mereka menunjukkan demikian. Entah karena apa, atau mungkin tuntutan profesi mereka sebagai penonton ? Jika itu memang tuntutan profesi seharusnya perilaku itu hanya ditunjukkan ketika mereka bekerja saja, akan tetapi sering dari mereka perilaku tersebut terbawa dalam kehidupan sehari-hari.
Karakter yang seperti ini memang sepertinya banyak disukai oleh penonton televisi. Karena memang tidak ada complain dari penonton televisi tentang hal ini. Bisa jadi penonton televisi menganggap itu hanya sebuah karakter di televisi saja. Akan tetapi, realitasnya banyak terlihat juga mereka orang-orang yang bukan artis meniru perilaku mereka. Saya sering melihat itu, badan boleh sixs pack tetapi cara bicara seperti perempuan dan aktivitas tangan juga suka mengganggu. Anda mungkin juga sering melihat itu ?
Pernah juga melihat acara kuis di televisi yang pesertanya dari murid SMP. Murid tersebut terdiri dari 1 laki-laki dan 1 perempuan. Singkat cerita mereka bisa menyelesaikan kuis dengan waktu tercepat dan terlihat ekspresi senang dari keuda murid tersebut. Akan tetapi, ada yang berbeda dari ekspresi peserta laki-lakinya yang malah berteriak histeris karena sangat senangnya dan sembari dia menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya dan bertingkat seperti perempuan. Padahal ekspesi murid perempuannya tidak se-lebay apa yang dilakukan murid laki-lakinya itu, malah murid perempuan itu tampak malu melihat tingkah temannya itu.
Saya tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan para pemuda yang waktu itu mengadakan kongres Sumpah Pemuda jika mereka melihat realitas ini. Mereka mungkin bisa kecewa jika melihat regenerasi pemuda Indonesia menjadi seperti ini. Seharusnya mereka melihat Pemuda Indonesia sekarang meneruskan perjuangan yang dulu telah dilakukan oleh para pendahulu kita.
Kalau para pemuda yang dahulu masih hidup mereka akan bertanya kepada generasi pemuda yang sekarang “Sumpah Loe Pemuda?” karena saking gregetan terhadap tingkah para pemuda jaman sekarang. Memang aku akui tidak semua para pemuda itu ngondek. Akan tetapi, jika kita disuguhi contoh di televisi perilaku yang seperti itu setiap hari, bukan tidak mungkin nantinya para pemuda akan bertingkah ngondek.
Ayo dong para pemuda dan pemudi Indonesia jangan mau terpengaruh sama hal-hal yang kurang baik. Banggakan lah bangsamu dengan karyamu, mumpung kita masih muda, mumpung kita masih punya ide-ide yang cemerlang. Jangan malu-maluin bangsa kita dengan hal-hal yang berbau jelek, mau jadi bangsa apa kita kalau berperilaku seperti itu. Mari kita bikin bangga para pemuda dulu yang sudah berjuang demi bangsa kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H