Kasus pembakaran hutan di Riau baru-baru ini tengah ramai dibicarakan di social media dan televisi. Kasus pembakaran hutan ini merupakan masalah lama dan tidak kunjung usai. Seperti menjadi rahasia umum, banyak hutan dibakar agar perusahaan atau warga dapat membuka ladang agar dapat ditanami kelapa sawit yang merupakan komoditas utama untuk ekspor. Pemerintah terkesan lambat dalam menangani kasus-kasus semacam ini, bahkan presiden harus turun tangan dalam menangani asap riau ini. Hutan merupakan tempat tinggal flora dan fauna, khususnya tanaman – tanaman obat, suku – suku yang tinggal di hutan, serta hewan yang dilindungi seperti orang utan. Jika hutan terus - menerus dibakar, maka bukan tidak mungkin flora dan fauna yang ada di Indonesia akan habis, tidak ada lagi pohon yang berfungsi untuk mendaur ulang karbondioksida menjadi oksigen, serta suku – suku yang tinggal di hutan akan kehilangan tempat tinggal. Kesadaran masyarakat terhadap lingkungan pun masih rendah. Banyak pohon – pohon yang ada di pinggir jalan digunakan untuk poster caleg maupun ditebang dengan alasan banyak daun - daun yang berguguran. Seandainya saya menjadi presiden saya akan :
1.Mengajak masyarakat, khususnya generasi muda untuk lebih perduli dengan lingkungan dengan menanam pohon atau tanaman.
2.Menindak tegas oknum – oknum yang dengan sengaja membakar hutan, dengan hukuman penjara 30 tahun dan harus bekerja melayani masyarakat selama 2 tahun.
3.Jika ada perusahaan atau warga yang ingin membuka lahan, harus meminta izin ke instansi terkait dengan persetujuan tidak boleh membakar hutan dan harus menanam 100 bibit pohon di tempat yang telah disetujui instansi terkait.
Sudah seharusnya kita menjaga hutan Indonesia agar tetap lestari sehingga bencana alam dapat dihindari. Kalau bukan kita yang perduli terhadap hutan dan lingkungan, siapa lagi?
