Saya rasa, Indonesia saat ini sedang rentan dan rapuh dalam hal perbuatan radikal yang dilakukan oleh oknum tertentu. Â Banyak orang yang terluka akibat perbuatan tak bertanggung jawab itu. Entah motivasi apa yang membuat para oknum melakukan perbuatan tersebut. Kejadian demikian tak terjadi sekali dua kali, namun beberapa kali. Dansemua dilakukan karena rasa tidak suka atau tidak nyaman terhadap pihak lain yang tidak sesuai dengan pemikirannya.
Belum lama ini pada hari Minggu, 11 Februari 2018 terjadi sebuah kejadian yang mencengangkan. Seperti yang dilansir oleh Kompas, terjadi penyerangan terhadap umat yang sedang beribadah oleh oknum yang membawa pedang. Kejadian ini sungguh membuat berbagai pihak kaget. Mereka tak habis pikir apa motivasinya hingga membuat orang tersebut berani untuk menyerang saat ibadah sedang berlangsung.
Penyerangan tersebut tentunya melukai berbagai pihak, baik dari segi fisik maupun psikis. Apalagi yang menjadi korban salah satunya adalah seorang pemimpin ibadah. Â Syukur, mereka semua sudah dirawat dengan baik bahkan salah satu korban ada yang sudah kembali pulang. Mungkin saja ada juga orang di sana yang menjadi trauma.
Yang perlu disyukuri adalah ketika kejadian itu berlangsung, semua pihak bersikap kooperatif. Dari pihak masyarkat, umat, tokoh-tokoh agama, polisi, hingga Sri Sultan sendiri turun tangan dalam penyelesaian kejadian tersebut. Mereka bekerja bahumembahu supaya kejadian ini bisa tuntas diurus. Harapannya, tak akan pernah terulang lagi kejadian seperti ini.
Dari kejadian tersebut, penting bagi kita untuk sekali lagi berpikir sebelum bertindak. Apakah tindakan yang kita lakukan itu bermanfaat? Apakah tindakan tersebut membawa damai? Apakah tindakan tersebut merugikan orang lain?
Jika kita memikirkan hal tersebut terlebih dulu, maka kejadian penyerangan tersebut tidak akan terjadi. Oknum bisa jadi melakukan tindakan tersebut tanpa berpikir jernih dan langsung gas saja. Kapolri mengatakan bahwa oknum diduga terpengaruh dari gerakan radikal seperti yang telah dilansir oleh Kompas.
Dari situ, kita bisa belajar juga bahwa kita perlu lebih peka terhadap hal-hal di sekeliling kita dan lebih selektif. Kita perlu  tahu hal apa saja yang baik untuk diri kita dan mana yang tidak. Dengan demikian, pemikiran kita tidak akan terhasut oleh hal-hal yang bisa melukai orang lain. Kejadian seperti penyerangan tersebut pun tidak akan terjadi.
Bagaimanapun, kejadian ini sudah terjadi. Yang menjadi bagian kita sekarang adalah tetap tenang. Jangan sampai sumbu kesabaranmu habis dan menyebabkan kejadian yang tidak mengenakkan lainnya. Para masyarakatyang menjadi korban maupun yang berada di sekitar tempat kejadian  juga meminta semua orang untuk tenang supaya keutuhan Bhineka Tunggal Ika tetap terjaga.
Ya, apa yang mereka katakan itu memang benar. Sebagai bangsa yang besar kita perlu  tahu bagaimana hidup bersama dengan orang lain, baik yang sependapat dengan kita  maupun yang tidak. Saya yakin jika kedua pihak memiliki komunikasi yang baik maka kedamaian bisa terjaga tanpa perlu susah payah.
Mulai dari sekarang yuk menjadi orang yang bijaksana!  Salah satunya dengan tahu bagaimana harus bertindak dan  tahu mana yang baik untuk kita. Saya yakin tindakan tersebut akan membuat Indonesia yang kita tinggali saat ini menjadi tempat yang nyaman. Tempat di mana semua orang dapat beraktivitas dan bergaul dengan siapa saja tanpa merasa takut akan ancaman.
 Siapkah kamu menjadi agen perubahan?