Ujaran Kebencian Warga Korea Selatan terhadap Sam Okyere yang Mengecam Rasisme di Korea Selatan

Sam Okyere adalah salah satu entertainer di Korea Selatan yang berasal dari Ghana. Sebagai salah satu orang berkulit hitam, banyak ujaran kebencian yang ia terima hanya karena ia berkulit hitam. Bukan sekali dua kali saja hal itu terjadi padanya.

Di tahun 2020, Sam Okyere angkat bicara soal empat anak sekolah menengah atas di Uijeongbu High School yang mengecat kulit mereka hingga berwarna gelap untuk memparodikan upacara tari Pallbearers yang dilakukan masyarakat Ghana sebagai salah satu upaya menghibur keluarga yang berduka karena pemakaman dianggap sebagai suatu perayaan yang mewah.

Sam Okyere melalui laman Instagramnya pada sebuah postingan mengatakan bahwa ia merasa kecewa dan menentang tindakan anak sekolah yang mewarnai wajahnya hitam. Dan sebaliknya, warga Korea Selatan justru menganggap Sam Okyere merusak masa depan keempat anak tersebut dengan memposting foto mereka tanpa izin, serta mengecam balik sistem pemerintahan Ghana yang jauh tertinggal dibanding Korea Selatan.

Menurut saya, Sam Okyere punya hak untuk membela ras-nya meski ia tinggal di luar negeri. Tindakan anak sekolah Uijeongbu sangat menyinggung kebudayaan Ghana, dan menjadi bentuk rasisme saat mewarnai kulit mereka berwarna hitam. Lagipula Sam yang angkat bicara untuk mengecam bentuk hinaan terhadap warna kulitnya dan negaranya merupakan personal security yang ia perjuangkan.

Kita tahu bahwa personal security berkaitan erat dengan Hak Asasi Manusia (HAM) dan pembangunan manusia (UNDP, 2010), dimana personal security adalah bagian penting dari supremasi HAM. Personal Security sendiri merupakan keamanan manusia (Human Security) yang melingkupi aspek individual untuk memperoleh jaminan keamanan untuk memperjuangkan eksistensi pada bidang politik, sosial, ekonomi dan budaya, serta hak dalam berkontribusi dalam pembangunan individu dan lingkungannya dari berbagai ancaman individu ataupun kelompok lain.