Dalam rangka Merdeka Belajar Kampus Merdeka Kemendikbud memberikan peluang bagi Mahasiswa untuk dapat berpatisipasi pada program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Batch 3 tahun 2023, yang dibuka pada tanggal29 Maret 2023. Program ini bertujuan mewadahi mahasiswa mendapatkan pengalaman di perguruan tinggi di Indonesia selama satu semester. Tahun ini PMM telah menginjak tahun ketiga. Pada 2023 ini, pihak penyelenggara menargetkan total 204 perguruan tinggi penerima dan 15.505 mahasiswa peserta program, salah satunya yakni salah satu mahasiswa Universittas Nurul Huda(UNUHA), Cyndi Mareta Shandy Mahasiswa Semester V Fakultas Ilmu Pendidikan Program Pendidikan Bahasa Inggris yang sedang melaksanakan program pertukaran di Universitas Muhammadiyah Kendari, Sulawesi Tenggara.
   Terdapat banyak kegiatan pengembangan diri yang ia ikuti seperti halnya kegiatan akademik Seminar Cultural intelegence: Enhancing Cross- Cultural Communication Skills.
pada seminar ini terdapat 2 guest lecture asal Filipina, pemateri pertama yakni Mr. Jonathan L. Manas, LPT, Phd merupakan Dosen Nueva Ecija University Collage of Education Philippines dengan tema "Educational System in Philippines" , dijabarkan bahwa "kurikulum yang dipakai di Negara Philippine K-12 Basic Education Curriculum" .Dilanjutkan pemateri ke dua Mrs. Rasha Amira S.Khalil, Ed.D Dosen Nueva Ecija University, Collage of Education Philippines dengan tema "Legal Foundation of the Educational System in Philippines". Beliau memaparkan  pada penjelasanhya "The 1987 Philippine Constitution lays down the foundation of the Philippine education system and protects the right of all citizens to quality education at all levels".
   Kesempatan Kegiatan di luar kelas yang ia ikuti yakni  Modul Nusantara yang bertujuan  untuk memaksimalkan ruang jumpa mahasiswa, menambah pemahaman, dan mengedepankan makna toleransi. Modul Nusantara terdiri dari 16 aktivitas yang meliputi kebinekaan, inspirasi, refleksi,dan kontribusi sosial. Pada kegiatan sub tema kebinekaan Modul Nusantara ia mendapatkan kesempatan menggali budaya kunjungan ke Patung Kepala Naga Patung Naga Kamali. Kec. Murhum, Kota Bau-Bau, Sulawesi Tenggara Patung Kepala Naga Kamali yang ada di Kota Bau-bau, merupakan objek wisata populer dan menyimpan segudang sejarah dan legenda yang melingkupinya.Sesuai pemaparan Narasumber salah satu masyarakat setempat yakni pak alim menjabarkan bahawa "Patung tersebut unik karena kepala naga nya yang terletak di Pantai Kamali, sedangkan ekornya berada di depan kantor Wali Kota, berjarak sekitar 5 KM, dipilihnya naga sebagai icon di Pantai Kamali ini mengisahkan asal-usul suku Wolio, yang menghuni Kepulauan Buton, Muna dan Kabaena (Provinsi Sulawesi Tenggara) yang diyakini berasal dari daratan Cina".
   Dan pada kegiatan Modul Nusantara dengan sub modul Inspirasi dengan narasumber Prof. Dr. H. Aris Badara, M.Hum yang mengusung tema  "Kiat-Kiat Sukses di Era Generasi Z" ia berkesempatan bertanya kepada narasumber yakni "Bagaimana pak  cara kita sebagai generasi muda untuk meningkatkan kemampuan di era yang semakin menuntut keharusan individunya  multitasking dan Multitalent?" beliau menyampaikan bahwa  "Pentingnya kita memiliki Kemampuan untuk menyaring berbagai informasi, ditambah dengan mengubah pola pikir, dengan berpikir lebih kritis dan lebih bijak. Do the Best for Every Moment membangun jati diri dengan melakukan hal-hal yang bermanfaat, melakukan atau menyibukkan diri untuk membantu proses pendewasaan. Jadilah generasi yang kuat, yang memiliki prinsip kokoh, walaupun tidak kuat secara fisik tetapi harus kuat secara karakter dan pendirian. Harus memiliki kemampuan Memanaj waktu dan mengumpulkan informasi yang sebenar-benarnya, karna berliau berkata " Jika kita ingin menguasai dunia, kita harus bisa menguasai segala informasi yang ada".
  Selama Mengikuti kegiatan Pertukaran Mahasiswa Merdeka ini Cyndi Mareta Shandy sebagai mahasiswa yang bisa dikatakan sebagai pendatang di pulau Sulawesi  ia mengaku bahwa, merasa sangat besyukur bisa bertemu dengan berbagai suku budaya yang dapat menjadikan keselarasan toleransi, tentu banyak sekali perbedaan namun itu yang membuat harmonisnya keberagaman Indonesia yang kaya akan sejarah dan dikenal dikalangan Dunia dan mendapatkan banyak pengalaman serta ilmu pengetahuan baru tentang kegiatan pembelajaran, itu merupakan bekal sistem belajar ketika ia kembali ke Kampus asalnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H