Dalam proses pendidikan, motivasi belajar menjadi elemen penting yang mendorong siswa untuk mencapai tujuan akademik. Motivasi tidak hanya menggerakkan semangat belajar, tetapi juga membentuk pola pikir positif yang mendukung keberhasilan siswa di sekolah. Motivasi belajar merupakan suatu keadaan yang terdapat pada diri seorang individu dimana ada suatu dorongan untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan (Rahman, 2021). Menurut Alicia Sianipar, Zulfah, & Astuti, (2023) menyatakan bahwa motivasi adalah perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai dengan dorongan yang berasal dari siri seseorang untuk mencapai tujuan. Seorang siswa akan belajar dengan baik apabila adanya faktor pendorong yaitu motivasi belajar. Hal ini penting, karena tanpa motivasi yang kuat, potensi siswa sering kali tidak bisa berkembang secara optimal. Siswa akan belajar dengan sungguh-sungguh jika memiliki motivasi belajar yang tinggi (Wahyuningtyas & Setyawati, 2021). Sebaliknya, kurangnya motivasi belajar dapat menghambat proses pencapaian hasil belajar yang maksimal. Â Listari & Rabbani, (2024) menjelaskan bahwa ada banyak sekali faktor penyebab rasa malas siswa dalam belajar. Beberapa kemungkinan penyebabnya yaitu, beban sekolah yang terlalu banyak, gangguan fisik, lingkungan sekolah, penggunaan metode pembelajaran yang kurang sesuai oleh guru dan ekonomi keluarga yang rendah. Faktor-faktor ini tidak hanya mempengaruhi kesiapan siswa dalam menerima materi pembelajaran, tetapi juga berdampak pada emosi dan psikologis siswa. Untuk itu, guru dan orang tua perlu menciptakan strategi-strategi yang dapat meningkatkan motivasi belajar, seperti memberikan apresiasi atas usaha yang telah dilakukan siswa, menciptakan suasana belajar yang menyenagkan, serta memberikan tantangan-tangangan yang relevan untuk memacu semangat belajar mereka. Keberadaan motivasi belajar menjadi aspek yang tidak dapat diabaikan dalam proses pendidikan. Guru, orang tua dan lingkungan sekolah memiliki tanggung jawab besar untuk menciptakan situasi yang dapat mendukung tumbuhnya motivasi belajar. Dengan adanya motivasi yang baik, siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal dan terus berkembang sesuai potensi yang dimiliki.
Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang efektif untuk membantu siswa mengatasi hambatan sekaligus memahami dan mengoptimalkan potensi yang dimiliki siswa. Salah satu pendekatan yang berperan signifikan dalam hal ini adalah layanan bimbingan konseling, yang dirancang untuk mendukung siswa dalam mencapai tujuan akademik dan pengembangan diri secara holistik. Afrizawati, Sidik, & Afriani, (2021) menyatakan bahwa salah satu cara agar menghasilkan motivasi belajar siswa yang tinggi, sebaiknya bimbingan dan konseling mampu memberikan layanan dan bimbingan yang mengacu pada pelaksanaan proses belajar mengajar dengan teknik mengajar yang menarik perhatian siswa. Yang mana, menurut Lutfiyah, Hasanah, Saputri, & Widiyanti, (2023) bimbingan konseling adalah layanan dukungan kepada siswa, baik secara individu maupun kelompok, dengan tujuan agar siswa dapat mandiri dan berkembang secara optimal dalam hubungan belajar pribadi, sosial dan profesional, berdasarkan standar yang diterapkan melalui berbagai layanan dan kegiatan pendukung. Dalam praktiknya, bimbingan konseling juga memiliki peran penting dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif dengan memberikan perhatian khusus pada kebutuhan siswa yang beragam. Melalui bimbingan konseling, siswa tidak hanya mendapatkan solusi atas permasalahan yang dihadapi, tetapi juga diarahkan untuk mengenali kekuatan dan kelemahan mereka. Hal ini memungkinkan siswa untuk lebih percaya diri dalam menghadapi tantangan akademik dan mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Strategi yang digunakan oleh konselor pun bervariasi, mulai dari konseling individu yang bersifat profesional, konseling kelompok untuk membangun interaksi sosial yang positif, hingga pelaksanaan workshop motivasi yang dirancang untuk membangkitkan semangat belajar siswa. Dengan berbagai macam pendekatan ini, konselor dapat memberikan dukungan yang komprehensid, sehingga siswa tidak hanya membantu dalam mencapai tujuan belajar, tetapi juga dalam mengembangkan karakter dan keterampilan hidup yang diperlukan untuk masa depan. Peningkatan motivasi belajar melalui bimbingan konseling ini dapat memberikan efek domino yang positif, seperti meningkatnya rasa percaya diri siswa, pemahaman yang lebih baik terhadap materi pembelajaran, serta kemampuan untuk mengatasi tantangan secara mandiri.
Dalam hal ini, adapun beberapa macam layanan bimbingan dan konseling dibagi menjadi empat bidang, yaitu :
- Bimbingan Pribadi (berfokus pada pengembangan indivisu dalam memahami dirinya sendiri, mengatasi masalah pribadi dan mencapai kebahagiaan hidup)
- Bimbingan Sosial (bertujuan membantu siswa dalam berinteraksi secara positif dengan lingkungan sosialnya)
- Bimbingan Belajar (membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan belajar, menyelesaikan masalah akademik dan meningkatkan motivasi belajar)
- Bimbingan Karir (memberikan arahan kepada siswa untuk memahami minat, bakat dan peluang karir sehingga dapat merencanakan masa depan secara matang)
Selain itu, adapun jenis-jenis layanan bimbingan konseling diantaranya, yaitu :
- Bimbingan Individu (dilakukan secara personal antara konselor dan siswa untuk membantu siswa mengenali dan menyelesaikan masalah yang dihadapinya)
- Bimbingan Kelompok (melibatkan beberapa siswa dengan masalah atau kebutuhan yang serupa untuk berdiskusi dengan berbagai pengalaman)
- Layanan Konseling, terbagi menjadi dua yaitu Konseling Individu (membantu siswa dalam memecahkan masalah pribadi atau akademik secara mendalam) dan Konseling Kelompok (mengatasi masalah yang dihadapi beberapa siswa melalui pendekatan berbasis kelompok)
- Layanan Orientasi (bertujuan memberikan informasi kepada siswa tentang hal-hal baru yang perlu mereka pahami seperti aturan sekolah, proses pembelajaran atau tujuan pendidikan)
- Layanan Informasi (memberikan informasi terkait kebutuhan siswa seperti teknik belajar efektif, peluang beasiswa atau pengelolaan waktu)
- Layanan Konsultasi (melibatkan konselor sebagai fasilitator yang bekerja sama dengan guru, orang tua atau pihak lain untuk membantu siswa mengatasi masalah tertentu)
- Layanan Mediasi (konselor bertindak sebagai perantara untuk menyelesiakan konflik antara siswa dengan pihak lain, baik teman sebaya, guru maupun keluarga)
- Workshop dan Pelatihan (kegiatan yang dirancang untuk memberikan keterampilan atau wawasan tertentu kepada siswa secara intensif)
Upaya dalam mendukung efektivitas bimbingan konseling, tidak hanya peran konselor yang dibutuhkan, tetapi juga kolaborasi aktif dari orang tua. Sebagai pihak yang paling dekat dengan siswa di luar lingkungan sekolah, orang tua memiliki tanggung jawab penting dalam memperkuat hasil layanan biimbingan konseling yang diberikan. Sandra, Suhaili, Mudjiran, & N, (2022) menjelaskan bahwa adanya kolaborasi antara orang tua dan guru bimbingan konseling merupakan kegiatan dimana terjadi kerja sama antara berbagai pihak dalam mewujudkan tujuan pendidikan, baik pihak dari dalam maupun dari luar lembaga pendidikan. Dengan demikian orang tua sebenarnya merupakan pendidik utama bagi siswa ketika berada diluar lingkungan sekolah. Peran orang tua tidak hanya sebatas memberikan dukungan moral, tetapi juga mencakup keterlibatan aktif dalam proses komunikasi timbal balik mengenai program bimbingan konseling serta perkembangan siswa. Orang tua juga membantu dalam pendataan dan informasi yang dibutuhkan oleh konselor untuk merancang layanan yang lebih tepat sasaran. Selain itu, orang tua berperan dalam memantau aktivitas siswa di rumah dan memberikan dorongan untuk menerapkan hasil bimbingan konseling dalam kehidupan sehari-hari. Monitoring ini sangat penting karena menjadi salah satu indikator keberhasilan layanan bimbingan konseling diluar lingkungan sekolah. Ketika orang tua dan konselor bekerja sama dengan baik, siswa akan merasa didukung secara menyeluruh, baik dari segi akademik maupun emosional. Kolaborasi ini juga dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi siswa untuk mengembangkan potensi diri secara optimal. Dengan adanya keterlibatan orang tua, konselor dapat memperoleh masukan yang berharga mengenai kondisi siswa dirumah, yang seing kali menjadi faktor penting dalam keberhasilan layanan bimbingan konseling. Selain itu, dukungan yang konsisten dari orang tua juga dapat memacu siswa untuk tetap termotivasi dalam belajar, terutama dengan adanya penguatan-penguatan positif yang diberikan.
prlcyhyn_
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H