Teriakan riuh penonton dan gemuruh tepuk tangan terdengar kala pembawa acara memanggil Crayon Cosmos sebagai pengisi acara pertama festival musik ini, Lexima Fest. Acara yang digelar oleh BEM Universitas Binawan ini diselenggarakan di Gambir Expo, Kemayoran. Lexima bukan sekadar festival musik, melainkan rangkaian acara yang sudah dimulai sejak Oktober: kompetisi dan webinar nasional. Puncaknya adalah festival musik Lexima pada 27 November 2022.Â
Mengutip dari Instagram @leximafest, Liga Expresi Mahasiswa (Lexima) Festival 2022 bertujuan menjadi wadah untuk berekspresi bebas dan merdeka bagi kaum milenial terutama pelajar di era pandemi.Â
NATURAL X NOCTURNAL menjadi tema Lexima Fest tahun ini. 'Natural' adalah cerminan diri anak muda yang ekspresif dan berani, jujur dalam beropini, menyukai tantangan kompetitif, dan mencintai hal-hal artistik. 'Nocturnal' bertujuan mengubah perspektif masyarakat terkait orang-orang yang beraktivitas di malam hari. Dunia malam tidak selalu bermakna negatif. Banyak kaum nocturnal yang berusaha merdeka menjadi diri sendiri, menghasilkan karya, dan berjuang mengatasi konflik dalam diri di tengah situasi depresi yang tak bertepi.Â
Sejak 18 September 2022, Lexima Fest mulai merilis tiket dengan beberapa kategori. Harga tiket dibanderol mulai 65 hingga 600 ribu rupiah. Perbedaan setiap kategori adalah jadwal close gate, yaitu menit terakhir penonton diperbolehkan masuk ke area festival. Close gate dimulai pukul 15.00 sampai 20.00 WIB. Jika terlambat dan ingin tetap masuk, penonton dikenakan biaya sebesar 50 ribu per orang.
Lexima Fest memberlakukan aturan yang cukup ketat dalam proses pembelian dan penukaran tiket. Panitia tidak menyediakan pembelian tiket langsung di tempat, melainkan di situs YesPlis.com dan official ticketing partner. Hal ini mungkin demi menghindari antrian yang memicu kerumunan.Â
Lexima bertabur bintang papan atas
Beberapa musisi ternama diundang tampil guna memeriahkan festival ini. Mereka sudah ditunggu oleh penonton yang datang dari berbagai daerah. Umumnya mereka berasal dari Jabodetabek. Angela Merici, salah satu penonton asal Tangerang Selatan mengatakan bahwa ia menanti penampilan Kangen Band, Fourtwnty, dan TBA.Â
Deretan musisi yang tampil sebagai pembukaan festival adalah Crayon Cosmos pada 10.45, Gudensway pukul 11.15, Mad Mad Man pada 11.50 diikuti dengan OMPLR yang naik ke atas panggung sekitar pukul 12.20. Keceriaan yang dibawakan musisi-musisi tersebut di tengah teriknya matahari membuat penonton semakin bersemangat.
Setelah bersenang-senang, waktunya bergalau ria. Yang namanya orang Indonesia, pasti tidak bisa jauh dari musik-musik yang menggetarkan suara hati. Saat Gangga yang terkenal dengan genre indie hendak menyanyikan lagu-lagunya, lahan sekitar panggung mulai dipenuhi dengan penggemar. Mereka ikut serta bernyanyi lantunan-lantunan populer dari sang penyanyi, seperti Blue Jeans.
"Sometimes I wish that I could still call you mine, still call you mine..." terdengar suara para penonton yang ikut bernyanyi bersama penyanyi berusia 24 tahun tersebut.
Ketika penampilan Gangga selesai, venue tidak kunjung sepi lantaran penampilan selanjutnya yang juga ditunggu-tunggu. Terlihat dari hebohnya penonton yang berlarian saat Feby Putri hendak bernyanyi. Salah satu lagu yang dibawakan Feby berjudul Usik cukup relate dengan penonton. Pasalnya, lagu tersebut menceritakan lika-liku kehidupan remaja yang kadang dijatuhkan oleh perkataan orang lain.Â
Sehabis galau, timbul kecerian lagi. Penonton diajak untuk seru-seruan bersama Aftershine, Younglex, dan Club Dangdut Racun (CDR). Saat Younglex naik ke atas panggung, penonton mulai beramai-ramai masuk ke venue dekat panggung lagi. Pelantun lagu Nyeselkan tersebut menari-nari di atas panggung sembari melakukan rap.
Tidak hanya Younglex yang meramaikan suasana, kejutan demi kejutan muncul saat Club Dangdut Racun tampil ke atas panggung. Diawali dengan lagu Playboy milik 7icons yang di-remix sedemikian rupa agar lebih meriah lalu diikuti dengan I Heart You milik Smash dan hits JKT48 yang berjudul Heavy Rotation. Penonton pun bernostalgia karena diajak berkilas balik ke era 2010-an.
Setelah berpesta pora dengan CDR, Sisitipsi meredakan euforia heboh dan menggantinya dengan suasana yang lebih tenang. Meski demikian, penonton tetap bergerak-gerak menyemangati grup musik jazz-indie tersebut.
Hari semakin sore ketika momen mengharukan datang dari Fourtwnty yang mulai bernyanyi di atas panggung. Mereka tidak hanya membawakan lagu-lagu hits seperti Zona Nyaman dan Fana Merah Jambu, tetapi juga memberi penghormatan kepada korban tragedi Kanjuruhan.Â
"Gua minta taruh semua HP kalian. Angkat tangan kalian ke atas. Kita nyanyi lagu Indonesia Pusaka sama-sama,"Â ucap Ari Lesmana, sang vokalis.Â
Penonton kompak menyimpan gadget masing-masing. Mereka mulai menyanyikan lagu nasional tersebut diiringi dengan petikan gitar. Suasana pun berubah menjadi haru.
Malam pun tiba. Penampilan lain yang tidak kalah ditunggu juga muncul satu per satu. Mulai dari band generasi lama, yaitu Kangen Band dan juga salah satu grup favorit Gen Z, TBA yang merupakan rebranding dari Coboy Junior. Kedua grup musik itu membawakan lagu-lagu hits mereka dan sukses membuat penonton menjerit.Â
Pasar kuliner Lexima Fest yang menggiurkan
Selain menampilkan musisi ternama, Lexima Fest menghadirkan booth (tenant) makanan dan minuman dengan harga yang bervariasi. Berbagai brand besar dan UMKM meramaikan Pasar Kuliner Lexima. Festival ini selain menjadi sarana hiburan dan wadah ekspresi ternyata juga menjadi sumber pendapatan lebih bagi pelaku mikro-usaha.
Terik matahari menemani penonton yang duduk-duduk santai sembari menikmati makan siang. Untuk daftar tenant sendiri, Lexima menyediakan jenis makanan yang bervariasi: Indonesian, Korean, dan Middle East food. Ayam gepuk, bakso, dan pentol merupakan Indonesian food terlaris di pasar kuliner. Pecinta Korean food dapat mampir ke Warung Chelsea atau Yeongsan yang menjual Korean street food. Ingin makanan Timur Tengah? Kalian bisa mencoba Kebab Bosman.Â
Makan siang rasanya tidak lengkap tanpa minuman. Tenang, saja. Kalian dapat berkunjung ke gerai Kopi Kenangan. Kalian juga bisa membeli Chatime, Es Teh Nusantara, atau ShuShu yang merupakan alternatif minuman lain. Â Jika ingin membeli air mineral, food truck Indomaret menyediakan beserta cemilan-cemilan lainnya.
Karena festival musik adalah suatu acara yang dihadiri ratusan bahkan ribuan orang, tidak heran jika pedagang menaikkan harga jual makanan dan minuman. Terlebih lagi, panitia Lexima Fest melarang penonton membawa makanan dan minuman dari luar. Tidak perlu terkejut jika makanan dan minuman di sana cukup menguras kocek karena dijual lebih mahal dua hingga tiga kali lipat dari harga normal. Oleh sebab itu, perhatikan harga-harga yang tertera dengan seksama sebelum membelinya.
Lexima Fest dan problematikanya
Di balik keseruan Lexima Fest, ternyata masih ada beberapa permasalahan yang dialami penonton. Permasalahan ini dirasakan baik sebelum maupun saat acara festival musik ini diadakan. Melalui kolom komentar media sosial Lexima Fest, banyak dari mereka yang menuliskan keresahannya saat itu.Â
Menjelang hari penyelenggaraan festival, rundown acara dan guest star yang akan tampil menjadi masalah yang selalu disebutkan. Hal ini dikarenakan panitia tidak memberikan rundown acara dari hari-hari sebelumnya dan ketika hari festival pun jadwal yang diberikan masih berubah-ubah.Â
"Sudah kaya pemerintah janji mulu. Rundown katanya H-7 trus katanya H-3, lalu katanya kemarin dan sampai sekarang belum di up juga tuh jadwal. Bawel? Wajar karena kita udah cemas dengan beberapa event yang cancel," tulis @prince_duck666 dalam komentar di salah satu postingan Instagram Lexima Fest.Â
Feby Putri dan Club Dangdut Racun menjadi guest star yang mendapatkan perubahan jadwal yang sangat berbeda dari rundown pertama yang disebarkan dengan rundown saat acara berlangsung. Namun, hal ini sudah dijelaskan lebih detail oleh panitia.
"Sehubungan dengan perizinan kepolisian yang stick event harus selesai pukul 10 malam, sehingga susunan rundown sebelumnya harus dirombak, potong durasi, dst. Mohon dimaklumi agar @leximafest bisa tetap berjalan dan tidak postpone atau cancel,"Â balas pihak panitia ketika ditanyai mengenai permasalahan tersebut.
Keresahan penonton bukan tanpa sebab. Festival-festival musik sebelumnya seperti Berdendang Bergoyang, KickFest, Gudfest, dan sederet konser lain mengalami penundaan hingga ditiadakan. Ketidakpastian yang ditimbulkan Lexima Fest membuat penonton khawatir terhadap jadwal akhir pekan mereka dan perihal refund jika memang dibatalkan.Â
Tidak hanya permasalahan rundown, keamanan di lokasi festival pun diragukan karena masih kedapatan penonton yang membawa makanan dan minuman dari luar. Bahkan ada penonton yang melapor kepada panitia bahwa ada penonton lain yang berhasil masuk dengan membawa minuman beralkohol.Â
Selain itu, beberapa penonton melaporkan adanya kehilangan barang-barang terutama handphone. Setelah diselidiki oleh panitia, ditemukan orang-orang yang menjadi dalang dalam aksi pencopetan ini.
Terlepas dari semua permasalahan yang terjadi di saat festival berlangsung, pihak Lexima Fest sudah memberikan usaha semaksimal mungkin untuk kenyamanan dan keamanan penonton. Terbukti dari banyaknya penonton yang antusias dan ikut meramaikan festival. Mereka juga membagikan keseruan yang dialami saat festival berlangsung di media sosial mereka, seperti Instagram, Twitter, dan TikTok.
Nah, kalian sendiri apakah tertarik menonton festival musik? Kalau iya, tetap patuhi seluruh peraturan dari penyelenggara acara dan jaga selalu barang bawaan. Jangan lupa juga untuk taat protokol kesehatan, ya.
Penulis:Â
Celine Kurnia
Elisabeth Chrysti
Jocelyn Angelina
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H