Saat aku hampir kehilangan cintaku karena kesalahanku sendiri, "PARNO n GAK PERCAYA", di saat itulah begitu banyak suara-suara alam sekitar yang mempertanyakan keteguhan hatiku yang tetap bertahan dalam kepedihan itu. kekhawatiran dan kepedulian padaku karena mereka tahu cintaku yang sedang terhanyut dlm kemarahan membuatnya berkali-kali menyakiti hatiku. Tapi aku yakin, yang dia lakukan bukanlah balas dendam, tetapi hanya luapan kekecewaan atas keraguan yang selalu membutakan mata hatiku. Dia kecewa karena tidak dipercaya, dia marah karena selalu ditempatkan dalam posisi serba salah, dia putus asa karena kuanggap gak cinta. Rasa kecewa yang menumpuk itu merubah lelakiku menjadi sosok yang sama sekali tidak kukenal. Kata-katanya yang begitu menyakitkan, tindakanya yang acuh tak acuh seolah menganggap aku gak pernah ada, dan entah apalagi kelakukannya yang selalu berhasil menguras air mataku.
Dalam kondisi terpuruk dan ditinggalkan dalam kepedihan itulah, berbagai tanya dan tekanan datang menghampiriku.
"Apa yang kamu harapkan dari laki-laki yang gak bisa menjaga perasaan wanita?"
"Apa yang kamu banggakan dari laki-laki yang kasar dan tidak peduli pada wanita yang katanya sangat dicintainya?"
"Apa yang kamu tunggu dari laki-laki yang menjanjikan hari-hari menyakitkan di masa depanmu nanti?"
Wajar.... Wajar jika mereka menganggap aku gadis bodoh yang dibutakan cinta. Wajar kalau mereka berpikir aku terlalu naif, sekali mengenal cinta lalu dibuat bertekuk lutut sepenuh jiwa. Hai gadis.... Bayangkan rasanya ketika lelaki terkasihmu yang pernah berjanji akan membahagiakanmu seumur hidup berkata,
"Kalau bukan karena kasihan, aku gak mau meneruskan hubungan kita ini, apalagi sampai menikah"
"Ikut aku berarti ikut aturanku, jangan salahkan aku kalau suatu saat aku memilih gadis lain untuk menemaniku selain kamu"
Yang paling menyakitkan, mungkin terinspirasi dari para artis yang menghebohkan jagat raya dengan keteledoran mereka menjaga privasi. Lelaki yang kupuja termakan emosi, dikuasai amarah dan dengan sangarnya berkata,
"Jangan kaget kalau aku ngamar sama L***E, aku rekam, lalu aku tunjukkan ke kamu"
Tuhan...... Sakit seperti apa lagi yang ingin dia tinggalkan di hatiku? Sekedar kata-kata dan luapan amarahkah, atau memang niatan yang hendak direalisasikannya suatu saat?