Mohon tunggu...
Cut Zakiyah
Cut Zakiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Saya adalah mahasiswa Universitas Airlangga jurusan akuakultur. Saya memiliki minat besar dalam hal perikanan, oleh sebab itu saya membagikan sebagian ilmu yang saya miliki ke dalam bentuk artikel. Selain itu saya juga memiliki hobi bermain game online dan membuat content game.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Penyebab Alga Blooming Serta Dampaknya terhadap Lingkungan dan Aktivitas Manusia

3 Juni 2023   09:55 Diperbarui: 3 Juni 2023   10:00 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

           Alga blooming atau dikenal juga sebagai ledakan alga, merupakan fenomena yang semakin sering terjadi di berbagai perairan di seluruh dunia. Fenomena ini terjadi ketika populasi alga secara tiba-tiba mengalami pertumbuhan yang cepat dan tidak terkendali. Alga blooming memiliki penyebab yang kompleks dan dapat menciptakan dampak yang signifikan terhadap lingkungan dan aktivitas manusia. Alga merupakan hewan mikroskopik yang menyerupai tumbuhan dan umumnya memiliki habitat di perairan yang disinari cahaya matahari. Organisme ini biasa disebut fitoplankton dan merupakan dasar dari rantai makanan di perairan. Terdapat lebih dari 5000 spesies dari fitoplankton terdapat di seluruh dunia dengan sekitar 2% diantaranya merupakan jenis yang berbahaya. Ledakan populasi alga atau alga blooming dapat beberapa spesies yang berbahaya dapat memiliki berbagai dampak bagi ekosistem perairan, bergantung pada jenis spesiesnya, lingkungan, dan mekanisme biokimia alga dalam mempengaruhi lingkungan.

            Alga blooming dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti kondisi lingkunga, iklim dan cuaca, serta berlebihnya sinar matahari yang memasuki badan air. Peningkatan konsentrasi nutrisi pada perairan seperti nitrogen dan fosfor juga dapat menyebabkan terjadinya alga blooming. Beberapa unsur tersebut dapat berasal dari limbah pertanian, limbah industri, dan limbah domestik yang tidak diolah dengan baik. Perubahan suhu air dan iklim yang tidak stabil juga menjadi pendukung tidak terkendalinya pertumbuhan alga. Peningkatan suhu air dapat menciptakan kondisi yang lebih menguntungkan bagi pertumbuhan alga yang berlebihan. Selain itu, perubahan pada pola hujan juga dapat mempengaruhi tingkat penyebaran nutrient dan kondisi lingkungan sehingga pada akhirnya mendukung pertumbuhan alga menjadi lebih cepat. Alga juga termasuk kepada jenis tumbuhan yang berfotosintesis. Paparan cahata matahari yang berlebihan atau durasi yang terlalu lama dapat menyebabkan pertumbuhan alga yang berlebihan. Hal ini dapat terjadi ketika air terlalu jernih atau terdapat sedikit gangguan fisik seperti kehadiran sedimen atau perairan yang terlindung dari angin.

            Pertumbuhan alga yang berlebihan di ekosistem perairan dapat menyebabkan terjadinya berbagai permasalahan lingkungan. Salah satunya adalah eutrofikasi yaitu terjadinya peningkatan konsentrasi nutrient di perairan. Kelebihan nutrient ini dapat menyebabkan pertumbuhan alga yang berlebihan dan pada akhirnya menghabiskan oksigen di perairan. Kekurangan oksigen ini dapat menyebabkan kematian organisme lain seperti ikan, udang, dan organisme akuatik lainnya. Alga blooming juga dapat mengubah kualitas air dengan cara yang merugikan. Pertumbuhan alga yang berlebihan dapat menyebabkan perubahan warna dan kekeruhan air, mengurangi penetrasi cahaya, dan menghambat pertumbuhan organisme lain. Alga yang mati juga dapat menciptakan bau yang tidak sedap dan menghasilkan senyawa-senyawa yang mencemari air.

            Pertumbuhan alga yang berlebihan dapat berefek pada aktivitas manusia terutama pada sektor perairan dan pariwisata. Pertumbuhan alga yang berlebihan dapat menyebabkan kematian massal ikan dan organisme akuatik lainnya. Hal ini dapat mengganggu penangkapan ikan dan menyebabkan kerugian ekonomi bagi nelayan dan industri perikanan. Alga blooming dapat menciptakan pencemaran air, mengurangi kualitas air minum dan mempengaruhi sumber daya air lainnya. Alga yang mati dan terdekomposisi juga menghasilkan senyawa-senyawa yang mencemari air, termasuk senyawa yang berpotensi beracun bagi manusia. Alga blooming juga dapat menyebabkan perubahan visual dan pencemaran air dapat mengganggu industri pariwisata di daerah yang terkena dampak. Pemandangan pantai yang tercemar alga dan bau yang tidak sedap dapat mengurangi minat wisatawan untuk mengunjungi dan menghabiskan waktu di destinasi tersebut.

            Terdapat beberapa cara untuk mencegah terjadinya alga blooming yaitu diantaranya adalah:

  1. Pengelolaan sumber nutrien: Upaya pengendalian sumber nutrien merupakan kunci dalam mengurangi alga blooming. Langkah-langkah yang dapat dilakukan meliputi:

Mengelola limbah pertanian dengan baik, seperti mengurangi penggunaan pupuk yang berlebihan dan mengadopsi praktik pertanian berkelanjutan.

Meningkatkan pengolahan limbah domestik dan industri untuk mencegah limbah mencapai perairan tanpa pengolahan yang memadai.

Menerapkan sistem pengelolaan sampah yang efektif untuk mengurangi limpasan nutrien dari tempat pembuangan sampah.

  1. Monitoring dan pengendalian suhu air: Monitoring suhu air secara teratur dapat membantu dalam mendeteksi perubahan suhu yang dapat mempengaruhi pertumbuhan alga. Jika perubahan suhu yang merugikan terjadi, dapat dipertimbangkan langkah-langkah seperti pengaturan aliran air, peningkatan vegetasi riparian, atau penggunaan teknologi seperti aerator untuk menjaga suhu air tetap optimal.
  2. Pengendalian paparan cahaya matahari: Untuk mengurangi paparan cahaya matahari yang berlebihan, beberapa langkah yang dapat diambil meliputi:

Memasang penutup atau penghalang fisik pada perairan untuk mengurangi paparan langsung cahaya matahari.

Meningkatkan vegetasi di sekitar perairan untuk memberikan perlindungan dan mengurangi penetrasi cahaya matahari.

Mengurangi kehadiran sedimen dan zat pewarna alami di perairan yang dapat mempengaruhi tingkat kejernihan air.

  1. Restorasi ekosistem perairan: Melakukan restorasi ekosistem perairan, seperti memulihkan lamun atau terumbu karang, dapat membantu mengembalikan keseimbangan ekosistem dan mengurangi kondisi yang menguntungkan bagi pertumbuhan alga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun