Pesatnya perkembangan industri pariwisata Korea Selatan meningkat dalam 4 tahun terakhir, muncul ide baru yaitu "Halal Travel". Halal Travel merupakan hal baru dalam industri pariwisata karena target pasarnya adalah masyarakat muslim. Ini menunjukkan masakan halal, tujuan, ketersediaan masjid dll.Â
Sebelum lahirnya Halal Travel, banyak komunitas muslim yang memilih Korea Selatan sebagai destinasi liburan mereka. Tetapi banyak kesulitan untuk menemukan Makanan halal, tempat ibadah, dan destinasi ramah Muslim. Jumlah wisatawan Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 95.239 orang, sedangkan wisatawan Malaysia sebanyak 1.136.675 orang.Â
Di tahun Pada tahun 2014, angka tersebut meningkat sekitar 21,1 persen (Indonesia) dan 21,6 persen (Malaysia). Tidak salah jika Korea Selatan memanfaatkan permintaan pasar ini untuk menjadi pemantik baru dalam perkembangan industri pariwisata. Bahkan, Halal Travel di Korea Selatan menyumbang setidaknya 5,3 persen dari pendapatan negara.Â
Korea Selatan sudah memiliki banyak situs travel booking di setiap negara mayoritas muslim, khususnya Indonesia. Korea Tourism Organization (KTO) Indonesia menghadirkan banyak destinasi wisata.Â
Mulai dari menu untuk wisatawan non muslim hingga menu ramah muslim. Menu yang ramah Muslim menawarkan informasi tentang masakan, akomodasi, dan destinasi yang ramah Muslim. Dalam industri pariwisata, website merupakan strategi penting untuk menyebarkan informasi kepada masyarakat.Â
Konten web dinas pariwisata memberikan informasi yang mengarahkan calon wisatawan ke tempat-tempat wisata, restoran yang menawarkan makanan halal, dan hotel ramah Muslim.Â
Oleh karena itu, calon wisatawan muslim tidak lagi khawatir dengan restoran, destinasi, dan hotel halal karena semuanya sudah tercantum di website dinas pariwisata. 1. Kebutuhan wisatawan muslimÂ
Tingkat pertumbuhan pariwisata sangat spesifik. Perkembangan ini sangat mendadak karena persaingan industri pariwisata internasional, termasuk Korea Selatan. Negeri ginseng ini tidak main-main untuk meningkatkan eksistensi negaranya lewat industri pariwisata. Terutama travel yang ramah Muslim atau biasa disebut Halal Travel.Â
Halal Travel ini menyasar komunitas muslim sebagai konsumen pasar. Namun, kekhawatiran tersebut tidak hilang ketika targetnya adalah negara mayoritas non-muslim.Â
Industri pariwisata harus memperhatikan beberapa gaya hidup halal umat Islam. Yakni, makanan di restoran halal, akomodasi halal, termasuk hotel atau resort halal. Kepentingan lain di hotel halal adalah fasilitasnya yaitu tip kibble, barang-barang yang dilindungi dari ilegalitas, seperti daging babi bekas atau alkohol.Â
Selain itu, transportasi hukum Fasilitas halal dengan ruang ibadah atau musala di hotel, bandara, atau tempat umum lainnya. Juga halal fashion yang berarti tempat belanja yang menjual pakaian sesuai standar Islam. Selain perlengkapan pribadi, calon wisatawan muslim juga membutuhkan atraksi, pertunjukan atau hiburan yang tidak melibatkan hal-hal keagamaan dalam penyangkalan karakter Islam.Â