Tapi setelah menikah, apalagi punya beberapa anak, tentu masalah ekonomi diakui atau tidak bakal menjadi prioritas. Suami yang menyerahkan semua gajinya untuk kemudian dikelola istri, akan membuat istri merasa dihargai, dipercaya, dan merasa menjadi partner.
Namun ada pula tipikal suami yang hanya memberi jika diminta, tidak terbuka berapa sebenarnya penghasilannya, dan dibelanjakan kemana saja uang itu. Rasanya sulit untuk tidak galak dalam posisi ini.
Walau istri galak, tapi seorang suami tetaplah tidak boleh membentak dan kasar terhadap istri. Hampir semua istri pasti tidak suka dirinya dibentak, mengingat secara naluriah perangai istri adalah lembut, suka kelembutan dan suka mendapatkan kasih sayang halus sehalus sutera, bukan bentakan.
Bayangin deh, perasaan seorang istri, jika memiliki suami yang suka membentak?
Lagipula istri jadi galak kan juga gak tiap hari.
Bukan tidak mungkin, istri yang mendapatkan kata-kata yang kasar, keras, dan dengan nada tinggi akan merasa sakit bukan kepalang, tak hanya di hati namun mungkin ke seluruh kelenjar nadi yang mengalirkan darah ke sekujur tubuhnya. Jika hal itu terjadi secara terus menerus, sakit hati istri akan berubah menjadi ilfil, kebencian, dendam, dan yang lebih menyedihkan yakni hilangnya rasa cinta dan sayang istri pada suami.
Maka dengerin deh, hadits Rasulullah Saw yang menyuruh para suami untuk berlaku lemah lembut pada istrinya.
"Sebaik-baik kalian, (adalah) yang terbaik bagi istrinya dan aku adalah orang yang terbaik di antara kalian terhadap istriku. (HR. Tirmidzi)
Seorang istri mungkin jasa-jasanya tidak bernilai materi, namun beban berat istri mengandung anak, melahirkan, menyusui, merawat dengan penuh ketelatenan hingga anak-anaknya tumbuh besar dan dewasa, tidaklah bisa dikatakan hanya se-ujung kuku dan bisa dibayar dengan sekeranjang intan permata, bahkan segunung uang emas.
Apalagi yang melahirkan hingga berkali-kali.
Selepas itu, tugas istri tidaklah hanya pada urusan anak, akan tetapi semua kebutuhan suami hingga seluruh urusan domestik rumah ia kerjakan, bahkan dengan dua tangan mampu mengerjakan rumah, merawat anak, meladeni suami, secara berbarengan.
Apakah kerja keras istri yang tak menghasilkan uang harus dibayar dengan bentakan? Belum lagi jika istri memiliki usaha sampingan atau kerja kantoran, pasti waktunya banyak tersita tanpa mempedulikan kondisi dirinya sendiri.