Puisi Prosais
Hening Menyelimuti jiwa
Oleh Cut Nisaul Rafiqa
Hening datang menyapa jiwa yang gusar ini. Mencekik ketenangan yang dijaga. Mengunyah akal yang sedang jernih. Menutupi kenyamanan yang dibina. Hening mempropagandakan jiwa yang sedang teduh. Membuat ia terombang-ambing pada gegabah. Hening menjadi kambing hitam antara jiwa dan hati, sehingga ia bertengkar tanpa henti.Â
Ia datang berkedok lembut, namun ia membinasakan rajin yang bersemayam di jiwa. Ia datang sesuka hati, tanpa malu sedikitpun. Ia tersenyum dengan sinisnya saat jiwa terluka tak berdaya. Ia bertepuk ria atas penderitaan jiwa.Â
Hening Menyelimuti jiwa. Jiwa yang tabah bisa diselamatkan oleh bisikan hening. Jiwa yang tak berdaya, terhanyut dalam permainan hening. Dahsyatnya panggilan lembutnya, yang seolah-olah menjadi tempat berteduh. Hening bisa membuat orang setengah sadar, berbuat tanpa dicermati, tenggelam ke dalam tipuan. Hening merampas hak-hak jiwa yang tenang.Â
Hening berbuat tindakan dengan sesuka hatinya, berkeliaran dimana-dimana. Dimana puncak gelisah menjadi puncak utama dalam permainannya. Hening sungguh menyelimuti jiwa yang sedang bermasalah, ia sungguh bahagia apabila jiwa yang pasrah dan tak berdaya.Â
Aceh, 12 Agustus 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H